BISNIS.COM, BANDUNG--Dinas Pertaniaan dan Pangan (Disperta) Jawa Barat terus menggenjot produktivitas padi di sejumlah daerah dengan mengupayakan program benih hibrida untuk meningkatkan produksi.
Kepala Humas Jabar Disperta Yugo Lelono meminta para petani mengganti benih yang biasa menggunakan benih ciherang dengan hibrida [inpari 13 atau inpari 14].
“Benih ciherang produktivitasnya sudah berkurang, karena generasi bibit tersebut sudah hilang masanya. Pemerintah sendiri sudah menawarkan kepada petani untuk menggantinya dengan benih hibrida,” katanya kepada Bisnis, Selasa (23/4).
Menurutnya, varietas dari benih hibrida bisa meningkatkan produksi padi lebih banyak, meskipun selisihnya tidak jauh. Akan tetapi, kualitas dari hasil produksi dinilai sangat bagus.
Untuk itu, katanya, unit pelaksana teknis daerah (UPTD) di Jabar perlu memberikan demplot terpadu kepada petani melalui optimalisasi program sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu atau SL-PTT.
“Sebagian besar para petani belum memahami manfaat benih hibrida. Kami berharap program SL-PTT dapat dioptimalkan guna meningkatkan produktivitas,” ujarnya.
Selain itu, kendala dorongan peralihan penggunaan varietas benih memerlukan waktu lama, karena mengubah budaya pemakaian benih baru cukup sulit diterapkan.
Akan tetapi, katanya, pemerintah menargetkan semua petani sudah menggunakan bibit hibrida pada 2015.
Sementara itu, Sekretaris Disperta Jabar Arief Santosa mengatakan pengalihan benih bisa meningkatkan jumlah prokdutivitas petani. “Meski berat, kami masih tetap optimistis proyeksi target tahun ini akan tercapai,” tuturnya.
Dia menyebutkan kontribusi produksi padi Indramayu misalnya, berkontribusi 17%-18% terhadap produksi nasional, atau dari 150.000 hektare lahan, belum cukup memenuhi proyeksi pencapaian target tahun ini.
“Untuk memenuhi kebutuhan target produksi tersebut memerlukan upaya yang di luar kebiasaan. Ini setelah bercermin dari pencapaian produksi tahun lalu,” ungkapnya.
Dia menambahkan Jabar tahun ini menargetkan produksi padi 13 juta ton dari target tahun lalu 12,5 juta ton.
Pada perkembangan lain, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bandung saat ini tengah melakukan pemurnian terhadap varietas benih padi unggulan.
Kepala Distanbunhut Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan varietas unggulan benih padi di Kabupaten Bandung berjenis setra. “Benih setra ini merupakan asli varietas dari Kabupaten Bandung,” ungkapnya.
Tisna menjelaskan varietas benih setra saat ini memang sudah tercampur dengan jenis lain, sehingga perlu dimurnikan agar varietas benih padi unggulan di Kabupaten Bandung tidak hilang.
Distanbunhut Kabupaten Bandung juga tengah uji coba multi lokasi untuk benih padi unggulan lokal varietas jembar. “Selama ini varietas yang masih menjadi primadona adalah inpari dan ciherang,” ujar Tisna.
Adapun produktivitas padi di Kabupaten Bandung cukup baik bisa menghasilkan 6,2-6,4 ton per ha.
Dia menambahkan, pihaknya juga terus menggenjot produktivitas padi organik di sejumlah wilayah a.l. Bojongsoang seluas 249 ha, Ciparay 241 ha, Baleendah 120 ha, Solokanjeruk 20 ha, dan Kecamatan Banjaran 20 ha.
“Pengembangan pada area tanam itu dikelola 32 kelompok tani. Ke depan produktivitas padi organik juga menjadi andalan Kabupaten Bandung,” ujar Tisna.(k29/k32)