Wartanto, Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan mereka akan dididik melalui kegiatan dari tiga program bantuan dengan anggaran total Rp92 miliar.
Ketiganya yakni Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dengan sasaran 29.000 orang peserta didik, Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) dengan sasaran 11.000 peserta didik, dan Desa Vokasi (Desi) dengan sasaran 11.000 peserta didik.
“Adapun lembaga yang menjadi sasaran program ini adalah lembaga nonformal, tentu yang menenuhi syarat administratif dan edukatif,” ujar Warsanto.
Menurut Warsanto, lembaga kursus dan pelatihan sangat banyak jumlahnya, dan keberadaannya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan tipologinya.
Pertama, kursus tertruktur, berjenjang dan bersertifikasi. Lembaga ini berizin dan mengacu pada standar nasionalatau berbasis Kelembagaan, seperti kursus Komputer, elektronika, menjahit, TKR, TKK, TRP, otomotif, akuntansi, desain, konstruksi, bordir, bahasa, spa, dan perhotelan.
Kedua, kursus tidak tertruktur dan tidak harus bersertifikasi. Penyelenggaran kursus dan pelaatihan ini boleh tidak berizin, dan membuat acuan sendiri. Biasanya penyelenggara kegiatan berbasis masyarakat .
“Contoh dari kegiatan ini adalah kursus ternak ayam, itik, kambing, kelinci, belut, anyaman bambu, tanaman hias, pembibitan amur, kerajinan tanah liat, dan menyulam,” ujar Warsanto.