Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI BIOTEKNOLOGI DUNIA: Ernst & Young Laporkan Laba Capai US$5,2 Miliar

BISNIS.COM,NEW YORK—Ernst & Young melaporkan perusahaan bioteknologi di seluruh dunia pada 2012 mencatatkan pertumbuhan laba sebanyak 37% dari tahun lalu hingga rekor tertinggi yakni sebesar US$5,2 miliar.Dalam laporan industri bioteknologi

BISNIS.COM,NEW YORK—Ernst & Young melaporkan perusahaan bioteknologi di seluruh dunia pada 2012 mencatatkan pertumbuhan laba sebanyak 37% dari tahun lalu hingga rekor tertinggi yakni sebesar US$5,2 miliar.

Dalam laporan industri bioteknologi tahunan yang disampaikan pada Selasa (23/4) oleh perusahaan konsultan di London itu menunjukkan peningkatan laba tersebut terjadi karena pengurangan anggaran penelitian dan pengembangan (research and development/R&D).

Anggaran R&D oleh perusahaan-perusahaan obat tumbuh 5% pada tahun lalu, turun dari pertumbuhan pada 2011 yakni 9%. Produsen obat yang paling banyak membelanjakan uang untuk R&D adalah Amgen Inc. dan Gilead Sciences Inc.

Pada saat yang sama, Ernst & Young  melaporkan total pendapatan perusahaan-perusahaan bioteknologi di Amerika Serikat, Eropa, Kanada, dan Australia tumbuh 8% menjadi US$89,8 miliar.

Kepala peneliti global Ernst & Young  Glen Giovannetti mengatakan pencapaian rekor laba ini bukan berarti kinerja industri bioteknologi membaik, karena belanja R&D justru merupakan mesin pertumbuhan di masa depan dalam industri ini.

Menurutnya, perlambatan pertumbuhan R&D pada 2012 menunjukkan industri bioteknologi masih tertekan, meskipun peningkatan investasi pada 2011 sempat mengidikasikan kinerja industri tersebut akan berbalik menguat (rebound) setelah tertekan oleh krisis ekonomi.

“Ada penjualan yang lebih tinggi tapi di sisi lain ada belanja R&D yang lebih rendah, itulah yang menggenjot laba. Tahun 2009, tepat setelah krisis, adalah tahun pertama industri ini menunjukkan keuntungan karena pemangkasan biaya R&D. Bagi saya, itu bukan lah tanda-tanda pemulihan,” jelas Giovannetti.

Ernst & Young mengatakan pengetatan anggaran kesehatan di Amerika Serikat dan negara-negara lain menambah beban terhadap bisnis pengembangan obat. Perusahaan semakin sulit mendapatkan anggaran pemerintah untuk pengembangan obat baru.

Gautam Jaggi, editor pelaksana laporan tersebut, dan Giovannetti mengatakan perusahaan kini tidak lagi cukup dengan hanya membuktikan bahwa obat yang dikembangkan aman dan efektif, melainkan juga harus berkualitas.

Wakil Presiden Genentech James Sabry mengatakan anak usaha Roche Holding AG di California itu harus membuktikan kualitas tersebut sebelum dapat menjual obat barunya di klinik.

“Kita baru bisa berhasil jika kita dapat menjadi yang pertama atau terbaik di kelasnya,” kata Sabry dalam konferensi Organisasi Industri Bioteknologi yang diselenggarakan di Chicago pada Senin (22/4) waktu setempat.

“Anda harus berhasil membuktikan bahwa obat tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi sebelum Anda bisa ke klinik dan menerima penggantian dari anggaran kesehatan pemerintah dan asuransi,” jelas Sabry.

Banyak perusahaan bioteknologi yang lebih kecil, yakni perusahaan dengan pendapatan tahunan kurang dari US$500 juta, tidak sanggup atau tidak siap untuk mendomonstrasikan kualitas dari obat-obat baru mereka. (Bloomberg)(Foto:american.com)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper