Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEBAKARAN GEREJA: Gedung Peninggalan Belanda Hangus Akibat Korsleting

BISNIS.COM, MAGELANG--Gereja Bethel Indonesia di Jalan Diponegero No.13 Kelurahan Magelang, Kota Megelang, Senin (22/4/2013) pagi, sekitar pukul 01.15 WIB terbakar.Petugas pemadam kebakaran dan warga setempat berusaha memadamkan kobaran api yang belum

BISNIS.COM, MAGELANG--Gereja Bethel Indonesia di Jalan Diponegero No.13 Kelurahan Magelang, Kota Megelang, Senin (22/4/2013) pagi, sekitar pukul 01.15 WIB terbakar.

Petugas pemadam kebakaran dan warga setempat berusaha memadamkan kobaran api yang belum diketahui penyebabnya tersebut.

Warga dibantu aparat juga berusaha megeluarkan barang-barang yang bisa diselamatkan dari dalam gereja di Kecamatan Megelang itu.

Aliran listrik di sekitar lokasi padam dan jalan di depan gereja ditutup, dialihkan ke jalur lain untuk memudahkan petugas memadamkan kebakaran.

Kebag Humas Kota Magelang Sutomo mengatakan sebanyak empat mobil pemadam kebakaran dari Kota Megalang dan Kabupaten Magelang dikerahkan untuk memadamkan kebakaran gereja.

"Api sudah membesar di bagian atap kemuadian merambat ke bagian belakang," kata saksi Eko.

Gereja Bethel Indonesia (GBI) yang terbakar itu merupakan peninggalan zaman penjajahan Belanda dengan masa pembangunan pada 1892, kata pimpinan gereja tersebut Pendeta Titus Wiyono.

"Dibangunnya pada zaman Belanda, tahun 1892," katanya saat turut memantau petugas gabungan bersama warga setempat memadamkan kobaran api yang membakar gereja itu.

Hingga saat ini, pihaknya belum bisa memperkirakan kerugian akibat kebakaran gereja seluas sekitar 280 meter persegi yang memiliki sekitar 700 jemaat tersebut.

Gereja Bethel Indonesia (GBI) di Jalan Diponegoro Nomor 13, Kelurahan Magelang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, terbakar sekitar pukul 00.15 WIB.

Petugas dengan empat mobil pemadam kebakaran berasal dari Kota dan Kabupaten Magelang berusaha memadamkam kobaran api.

Aliran listrik di sekitar gereja setempat yang sempat dipadamkan oleh petugas PLN setempat, akibat kebakaran bangunan tersebut, telah normal kembali sekitar pukul 01.30 WIB.

Ia mengatakan kobaran api diperkirakan berasal dari tempat di sekitar altar gereja yang kemudian merembet ke seluruh bangunan, terutama atap.

"Atapnya habis terbakar, sebagian besar bahan bangunan dari kayu," katanya.

Ia memperkirakan korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran tersebut. Jaringan listrik di gereja tersebut diperbaiki sekitar tiga tahun lalu.

Jemaat gereja setempat setiap pagi melakukan ibadat di tempat itu. Ibadat Minggu berlangsung tiga kali, yakni pagi, siang, dan sore, sedangkan ibadat pada Jumat berlangsung pagi dan sore hari.

"Kami belum tahu untuk peribadatan rutinnya bagaimana nantinya, akan kami pikirkan lebih lanjut," katanya.

Ia mengatakan tidak ada petugas yang berjaga di gereja itu setiap malam hari. Rumah tinggal Pendeta Titus bersama keluarganya di kawasan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, di kawasan perbatasan dengan Kota Magelang.

Kepala Bagian Operasional Kepolisian Resor Magelang Kota Komisaris Polisi Suyatno mengatakan langkah awal polisi, antara lain mengamankan lokasi gereja itu, untuk selanjutnya penyelidikan guna mengetahui penyebab pasti musibah tersebut.

"Tidak ada korban dalam peristiwa itu, kami segera melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebabnya," katanya.

Sekitar pukul 02.00 WIB kobaran api telah berhasil dipadamkan petugas. Foto: Ilustrasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yoseph Pencawan
Editor : Others
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper