BISNIS.COM, SURABAYA--Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur, meminta kepada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina untuk memprioritaskan layanan terhadap pasien keluarga miskin, menyusul adanya pasien tidak tertampung di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut kendati okupansinya hanya 80%.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto pendapatan RSUD Ibnu Sina selalu meningkat, maka kinerja tersebut perlu diimbangi dengan peningkatan layanan terutama terhadap pasien miskin yang masuk program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
“Jangan sampai pasien miskin merasa dianaktirikan [di RSUD Ibnu Sina]. Sebisa mungkin pasien Jamkesmas lebih diprioritaskan,” ujar Sambari saat beramahtamah dengan seluruh karyawan RSUD Ibnu Sina Gresik, Selasa (17/4/2013).
RSUD Ibnu Sina merupakan rumah sakit tipe B yang memiliki 232 tempat tidur. Karyawannya sebanyak 708 orang, 69 dokter dan 275 paramedis. Rumah sakit tersebut tergolong terbesar dan terlengkap di Kabupaten Gresik.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Gresik Andhy Hendro Wijaya menyebutklan tingkat okupansi RSUD Ibnu Sina mencapai 80%, tetapi ada pasien tidak tertampung di rumah sakit tersebut.
“Tidak tertampungnya pasien disebabkan tempat tidur yang kosong tidak cocok untuk melayani pasien yang masuk. Semisal yang kosong adalah tempat tidur anak, bayi, neonatal intensive care unit (NICU) dan intensive care unit (ICU), tetapi pasien yang datang tidak kategori dilayani di ruang itu,” tuturnya. Foto: Ilustrasi