BISNIS.COM, WASHINGTON-- Juru bicara Gedung Putih Jay Carney pada Senin atau Selasa (16/4/2013) mengatakan sebuah audit terhadap hasil pemiihan presiden Venezuela akan menjadi langkah penting yang perlu dilakukan.
Pernyataan Carney tersebut mengemuka setelah otoritas di Venezuela mengatakan bahwa penjabat presiden Nicolas Maduro akan segera dinyatakan sebagai pemenang pemungutan suara yang berlangsung pada Minggu, untuk menggantikan pemimpin revolusioner Venezuela yang wafat akibat kanker, Hugo Chavez.
"Kami menyambut baik partisipasi damai yang dilakukan oleh rakyat Venezuela dalam proses pemilu tersebut," kata Carney kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa dengan hasil yang tipis, maka audit terhadap hasil pemungutan suara akan menjadi penting guna menjamin agar rakyat Venezuela yakin terhadap hasil itu.
Maduro, penerus politik pilihan Chavez, pada Minggu memenangkan pemilu dengan 50,7% suara melawan pemimpin oposisi Henrique Capriles yang meraih 49,1% suara, berdasarkan Komisi Pemilihan Umum Venezuela.
"Dalam pandangan kami, mengambil keputusan dengan terburu-buru dalam situasi seperti itu merupakan hal yang tidak konsisten dengan harapan rakyat Venezuela atas hasil yang demokratis dan jelas," kata Carney.
Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Patrick Ventrell, menyampaikan hal yang senada dengan Carney.
"Kami paham bahwa pihak oposisi telah meminta penyelidikan atas dugaan kejanggalan .. kami mendorong agar proses penyelidikan itu dilakukan," kata Ventrell.
Amerika Serikat dan Venezuela tidak memiliki hubungan diplomatik satu sama lain sejak 2010.
Sebelumnya, Maduro yang menjabat presiden setelah meninggalnya Chavez, telah mengusir dua atase militer Amerika Serikat pada hari kematian pemimpin sayap kiri itu bulan lalu. Dia menuduh mantan pejabat Amerika Serikat membuat rencana untuk membunuhnya selama kampanye.
Komisi Pemilihan Umum Venezuela sendiri mencatat jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam pemungutan suara Minggu adalah78,71%.
Maduro, calon dari Partai Sosialis Bersatu --yang berkuasa, akan menyelesaikan sisa waktu enam tahun yang ditinggalkan mendiang presiden Hugo Chavez mulai Januari.
Hasil itu mengejutkan banyak jajak pendapat sebelum pemungutan suara yang telah memberi Maduro keunggulan hampir 10 angka atas Capriles, dari koalisi oposisi Meja Budang Persatuan Demokratis.(Antara/AFP/msb)