BISNIS.COM, KARAKAS—Nicolas Maduro dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden Venezuela yang dilangsungkan pada Minggu (14/4).
Maduro, yang merupakan penerus mendiang Hugo Chavez, memperoleh total suara sebanyak 50,7% pada saat proses penghitungan balot telah mencapai 99%. Lawan Maduro, Henrique Capriles Radonski, hanya memperoleh 49,1% dari total suara pilpres.
Segera setelah hasil penghitungan suara diumumkan, Maduro menyampaikan, “Kita meraih kemenangan secara adil dan konstitusional. Ini adalah kemenangan lain yang didedikasikan untuk komandan kita Hugo Chavez.”
Selisih perhitungan suara antara Maduro dan Capriles adalah yang terkecil sejak pemilu 1968. Pedagang obligasi Caracas Capital Market Russell Dallen mengatakan kemenangan Maduro dapat memicu gejolak politik karena legitimasinya mungkin masih dipertanyakan.
Sementara itu, Capriles menunutut penghitungan suara ulang sebelum menyatakan kekalahannya. “Hasil perhitungan suara tidak merefleksikan keinginan rakyat. Tuan Maduro, jika sebelumnya ada tidak memiliki legitimasi, maka hari ini kau juga sepenuhnya tidak memiliki legitimasi,” tanang Capriles.
James Barrineau, Direktur Schroder Investment Management Co. Untuk Latin Amerika berpendapat Maduro akan menjadi presiden yang lemah. Mennurutnya, pasar menduga bahwa presiden baru tersebut akan bersikap pragmatis bagi perekonomian. (Reuters/if) (foto: abnxcees.com)