BISNIS.COM,JAKARTA -- World Food Programme (WFP) menerima hibah sebesar US$1,25 juta dari USAID, Amerika Serikat dalam mendukung Program Pengurangan Resiko Bencana (PRB) di Indonesia.
Indonesia di anggap sebagai Negara yang beresiko tinggi terkena bencana alam yang seringkali menimbulkan dampak menghancurkan. Oleh karena itu, WFB akan bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan Provinsi (BNPB dan BPBD), Depsos dan juga Badan Urusan Logistik (BULOG) memberikan pelatihan kepada Pegawai Negeri di tingkat Pusat maupun Daerah dalam hal kesigapan merespon bencana.
“Tujuan dari Program ini adalah sebagai bentuk komitmen WFB dalam membangun keterampilan dan pengetahuan para pelaku tanggap darurat bencana di Indonesia. Program ini merupakan prioritas WFP, mengingat dampak bencana sangat merugikan dan dapat mengganggu ketahanan pangan,” kata Peter Guest, Deputy Country Director WFP Indonesia.
Inti dari Program ini adalah pengembangan kapasitas logistik, rantai distribusi pasokan dan manajemen gudang. Peserta dari Program ini berasal dari berbagai Instansi Pemerintah yang memiliki peran penting saat keadaan darurat bencana, seperti BPBD dari tiga Provinsi, yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua, Dinsos NTB dan NTT serta Bulog NTT.
“Memberikan bantuan yang cepat dan efisien kepada masyarakat yang terkena bencana adalah tujuan utama semua lembaga penanggulangan bencana. Karena itu, manajemen logistik dan rantai distribusi adalah kunci utamanya. WFB memiliki pengalaman itu dan merupakan lembaga terdepan dalam hal tanggap bencana,” jelas Andrew Sisson, Mission Director Indonesia.
Program pengembangan kapasitas PRB akan dilaksanakan di lima provinsi hingga desember 2013. Aktifitas pertama dalam rangkaian program ini akan dilakukan minggu ini di Kupang, NTT.
“NTT perlu meningkatkan kapasitasnya dalam menanggapi darurat bencana dan memperkuat ketahanannya. Kapasitas Pengurangan Resiko Bencana (PRB) yang baik akan membantu kita bangkit kembali dari setiap dampak bencana,” uangkap Fransiscus Salem, Sekretaris Daerah provinsi NTT.