BISNIS.COM, SINGAPURA—Perekonomian Singapura melemah akibat tekanan inflasi dan penguatan nilai tukar yang membebani kinerja ekspor, tapi bank sentral tetap mempertahankan kebijakan mata uangnya.
Kementerian Perdagangan Singapura pada Jumat (12/4/2013) melaporkan produk domestik bruto (PDB) pada kuarta I/2013 turun 1,4% dari kuartal sebelumnya yang naik 3,3%, meleset dari estimasi nilai tengah 10 ekonom yang disurvei Bloomberg, yakni naik 1,7%.
Berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan, PDB turun 0,6% pada kuartal lalu dari periode yang sama pada tahun lalu. Meskipun demikian, Otoritas Moneter Singapura (MAS) pada hari yang sama menyatakan tidak akan mengubah kebijakan perdagangan mata uang.
“Meskipun ekonomi mengalami konsolidasi dalam 3 bulan pertama 2013, seharusnya ada pemulihan bertahap di sisa tahun ini, dengan dukungan dari pemulihan permintaan eksternal,” kata bank sentral Singapura itu pada Jumat (12/4/2013).
“Ini mengisyaratkan bahwa ekonomi Singapura akan merasakan perlambatan pertumbuhan akibat tekanan inflasi,” kata Selena Ling, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp. (OCBC) di Singapura.