BISNIS.COM, JAKARTA—Kekhawatiran akan tingkat keselamatan menyusul kasus pemerkosaan brutal di Ibu Kota India Desember tahun lalu membuat turis wanita menghindari lokasi salah satu keajaiban dunia Taj Mahal itu.
Berdasarkan hasil survei kepada 1.200 penyedia tur wisata di seluruh dunia oleh Assocham, salah satu grup bisnis terbesar di India, jumlah turis wanita yang berkunjung ke India turun hingga 35% sejak kaus pemerkosaan mahasiswi di New Delhi pada Desember 2012.
Total turis asing yang mengunjungi negara itu, termasuk ke bangunan bersejarah Taj Mahal di Agra dan benteng Jaipur di New Delhi, juga turun 25% dalam 3 bulan terakhir, kuartal I biasanya adalah puncak kunjungan turis asing di India.
Kesulitan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat (AS) juga menjadi alasan atas penurunan jumlah turis asing. Namun, keresahan akan keselamatan turis wanita menjadi faktor utamanya.
Pada Desember 2012, pemerkosaan di Delhi mengguncang negara tersebut, karena memancing amarah rakyat yang berujuk rasa di jalan-jalan dan memaksa pemerintah dan parlemen memperberat hukum bagi kasus kejahatan tersebut.
Kekerasan terhadap perempuan di negara demokrasi terbesar di dunia itu kembali disoroti. Berdasarkan data Biro Catatan Kejahatan Nasional India, setiap 22 menit seorang wanita diperkosa di India pada 2011.
Kasus pemerkosaan ini menerpa industri pariwisata India pada bulan lalu setelah seorang wanita asal Swiss berusia 39 tahun diperkosa di negara bagian Madhya Pradesh dan seorang wanita asal Inggris melompat keluar dari hotel di Agra karena akan diperkosa.
Sejumlah negara bahkan telah menerbitkan travel advisory yang mengimbau warganya agar berhati-hati atau menghindari perjalanan menuju India menyusul kasus-kasus pemerkosaan tersebut.
Kondisi ini menguntungkan industri pariwisata di negara-negara Asia yang lain. Berdasarkan hasil survei tersebut, turis asing memilih beralih ke Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Sekitar 72% dari agen perjalanan wisata yang disurvei mengatakan pemesanan terhadap paket perjalanan ke India telah dibatalkan, terutama oleh turis wanita dari Inggris, Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia.
Kementerian Pariwisata India ingin meningkatkan jumlah kedatangan turis sebanyak 12% per tahun hingga 2016 untuk melipatgandakan perolehan valuta asing. Pada 2012, sebanyak 6,6 juta turis mengunjungi India sehingga pemasukan negara bertambah US$17,74 miliar. (Bloomberg)