BISNIS.COM, BANDUNG—Dinas Peternakan Jawa Barat memproyeksikan permintaan daging sapi tahun ini mengalami peningkatan 509.894 ekor atau 50% dari tahun lalu yang mencapai 337.920 ekor.
Jumlah proyeksi tersebut didapat dari Jabar 119.650 ekor, impor luar negeri 120.680 ekor, Jawa Tengah 95.000 ekor, Jawa Timur 104.262 ekor, Yogjakarta 10.000 ekor, Bali 33.784 ekor, Nusa Tenggara Barat 10.000 ekor, Nusa Tenggara Timur 10.000 ekor,dan Sulawesi Selatan 10.518 ekor.
Kepala Disnak Jabar Koesmayadi Tatang Padmadinata mengatakan peningkatan tersebut dipengaruhi produksi daging olahan di hilir.
Banyaknya pabrik daging olahan di Bekasi dan Bogor membuat kebutuhan permintaan mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah peternak sapi.
Hal ini berdasarkan data dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menyebutkan produksi daging olahan hilir meningkat 71%-79% dibandingkan hulu.
“Hal ini menyebabkan permintaan dan produksi tidak seimbang. Karena permintaan lebih banyak dibanding produksi daging sapi,” kata Tatang kepada Bisnis hari ini, Jumat (29/3/2013).
Meski demikian, dia menilai produksi daging sapi di wilayah Jabar telah mengalami peningkatan 30% dalam kurun waktu lima tahun.
Angka produksi sapi pada tahun lalu di Jabar mencapai 337.920 ekor. Dari jumlah itu sapi diperoleh dari beberapa tempat a.l Jabar 110.122 ekor, luar Jabar 191.813 ekor, dan impor 35.985 ekor .
“Khusus untuk sapi impor realisasinya hanya 109.623 ekor sehingga masih ada stok untuk tahun ini,” katanya.
Pada perkembangan lain, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung terus menggenjot peternak sapi perah di wilayahnya untuk meningkatkan kualitas susu.
Kepala Disnakan Kabupaten Bandung Hermawan mengatakan selama ini kualitas susu di wilayahnya cukup baik dipasarkan di beberapa daerah di Jawa Barat dan sekitarnya.
“Harga susu tergantung dari kualitas, kandungan bakteri disesuaikan target tentu ada penilaian standarisasi,” kata Hermawan .
Hermawan menjelaskan produksi susu sapi perah di Kabupaten Bandung sempat rekendala akibat adanya isu sapi perah menjadi sapi pedaging.
Meski demikian, lanjutnya, pihaknya terus gencar mensosialisasikan agar peternak tidak mudah menjual sapi perah untuk menjadi pedaging.
“Oleh karena itu yang perlu digenjot adalah kualitas susu di Kabupaten Bandung semakin meningkat sehingga ekonomi peternak juga berdampak serupa,” ujar Hermawan.
Harga produksi susu sapi perah di Kabupaten Bandung yang dijual ke masyarakat berkisar antara Rp3.400-Rp3.700 per liter