BISNIS.COM, JAKARTA—Produksi industri Korea Selatan (Korsel) di luar dugaan turun pada Februari 2013, menandakan kinerja ekonomi dan ekspor terancam oleh pelemahan nilai tukar yen Jepang.
Statistik Korea pada Jumat (29/3) di Seoul melaporkan produksi industri turun 0,8% pada bulan lalu dari Januari 2013 yang turun 1,2%, sedangkan estimasi nilai tengah 10 ekonom yang disurvei Bloomberg adalah naik 0,3%.
Produksi industri turun 9,3% dari periode yang sama tahun lalu, sebagian dikarenakan jumlah hari kerja yang lebih sedikit karena ada libur Tahun Baru Imlek. Hasil ini berpotensi mendorong pemerintah memperkuat stimulus.
Pemerintah telah memangkas target pertumbuhan 2013 dari 3% menjadi 2,3%. Menteri Keuangan Korsel Hyun Oh Seok mengumumkan (28/3) rencana peningkatan stimulus dengan menambah paket anggaran belanja ekstra.
Eksportir raksasa Korsel harus berjuang menghadapi penguatan nilai tukar won Korsel yang melonjak 17% terhadap yen sepanjang tahun lalu. Ekonom Nomura International Ltd. Kwon Young Sun menilai data industri ini memperkuat desakan akan stimulus.
“Kita mulai pulih, tapi tentu belum kuat dan pemerintah tidak puas dengan data-data ekonomi akhir-akhir ini. Penurunan dalam data produksi pada hari ini sesuai dengan kebutuhan akan stimulus yang telah dijannjikan pemerintah,” kata Kwon.