BISNIS.COM, BERLIN--Para pembuat kebijakan di Eropa harus mempertimbangkan upaya lebih tegas mendorong Parlemen Siprus menerima rencana pungutan atas deposito bank.
Langkah tersebut sebagai syarat untuk memperoleh paket penyelamatan atau bailout dari Uni Eropa.
Menteri Keuangan Luksemburg Luc Frieden menyerukan sejawatnya dari 17 anggota Euro untuk merancang sesegera mungkin paket penyelamatan baru yang lebih tegas.
Bank Sentral Eropa, yang bertemu Dewan Pemerintahan Euro, hari ini, Rabu (20/3/2013) di Frankfurt, juga harus memutuskan apakah akan memberikan Siprus lebih banyak waktu atau mempertimbangkan memotong likuiditas bank-bank negara anggota.
"Ini bukan hasil yang baik- baik untuk Siprus maupun untuk zona euro dan kami harus mencari alternatif untuk paket untuk dinegosiasikan," kata Frieden dalam sebuah wawancara telepon dari Frankfurt.
Penolakan Siprus dinialinya 'berita yang sangat menyedihkan' meskipun keputusan oleh parlemen negara Meditarenia itu harus dihormati.
Penolakan Siprus muncul setelah saling mencurigai yang dipicu oleh rencana Eropa untuk memaksa nasabah di negara itu untuk menanggung bagian dari talangan (bailout) dengan tabungan mereka.
Presiden Siprus Nicos Anastasiades yang kembali dari pembicaraan maraton pada 16 Maret mengatakan pilihan yang disyaratkan sebagai 'penderitaan yang tak terlukiskan' dari Bank Sentral Eropa yang akan memotong dana ke salah satu bank tersebut.
"Yang penting sekarang adalah untuk melakukan semua langkah yang diperlukan untuk menjamin stabilitas dari zona euro," kata Frieden. (ra)