BISNIS.COM, MATARAM--Warga Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, hampir tidak percaya jika harga bawang putih di daerahnya sudah menembus angka Rp100.000 per kilogram.
Harga bawang putih di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak beberapa hari terakhir sudah menembus Rp100.000 per kilogram, meningkat drastis dari sebelumnya seharga Rp32.000 per kilogram.
Kenaikan juga terjadi pada harga bawang merah naik dari Rp20.000 menjadi Rp70.000 per kilogram.
Ny Mariana, salah seorang ibu rumah tangga di Mataram, mengaku awalnya tidak percaya harga bawang merah dan bawang putih meroket seperti diberitakan di media massa.
Namun ketika akan membeli bumbu dapur itu di pasar Muhajirin, Dasan Agung ternyata berita itu benar, harga bumbu dapur tersebut meningkat hampir empat kali lipat.
"Saya akan membeli bawang merah dan bawang putih untuk membuat kue bawang, namun karena harganya terlalu tinggi akhirnya saya tidak jadi membeli. Dengan tingginya harga bumbu tersebut, maka tidak mungkin bisa untung, karena untuk membuat kue bawang dibutuhkan bawang merah cukup banyak," katanya, Sabtu (16/3/2013).
Ia mengatakan, kenaikan harga bawang merah dan bawang putih sekarang ini merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan harga tersebut di luar batas kewajaran, ini memberatkan para pedagang makanan termasuk ibu rumah tangga.
Karena itu, katanya, untuk sementara terpaksa tidak berjualan kue bawang kendati permintaan dari pelanggan cukup banyak. Kalau dipaksakan membuat kue bawang pada saat harga bawang merah dan bawang putih mahal seperti sekarang ini akan rugi, karena kalau mengurangi campuran bawang rasan kuenya tidak enak.
"Saya terpkasa istirahat membuat kue bawang sambil menunggu harga bawang merah dan bawang putih normal kembali," katanya.
Tingginya harga bawang merah dan bawang putih itu juga dikeluhkan oleh sejumlah pedagang nasi di Mataram.
Bahkan ada sebagian yang terpaksa istirahat berjualan akibat mahalnya harga bumbu dapur tersebut.
Inak Ramelah, salah seorang pedanag "nasi balap" di Mataram mengatakan, pihaknya terpaksa istirahat berjualan, karena dengan harga bawang merah dan bawang putih yang cukup tinggi itu tidak akan bisa untung, karena harga sebungkus nasi balap hanya Rp3.500 hinga Rp5.000 per bungkus.
"Saya terpaksa istirahat berjualan nasi balap, karena dengan harga bumbu dapur yang mahal itu kita rugi. Kalau saya mengurangi bumbu, rassa nasi tudak enak, saya takut kehilangan pelanggan , karena itu untuk sementara lebih baik saya istirahat jualan sambil menunggu harga bawang turun," katanya.
Inaq Aminah, salah seorang pedagang bawang merah dan bawang putih di pasar Muhajirin, Dasan Agung mengaku terpaksa menjual bumbu dapur tersebut dengan harga mahal, karena dibeli dengan harga mahal.
"Saya terpaksa menjual bawang merah dan bawang putih dengan harga tinggi, karena modal pembeliannya juga tinggi. Saat ini hanya saya sendiri yang masih menjual bawang," katanya.(antara/yop)