BANDUNG–Massa serikat pekerja PT Dirgantara Indonesia yang tergabung dalam SPFKK PT DI kembali berkonvoi dari Bandung menuju Jakarta pada Senin (4/3/2013) ini.
Wakil Ketua Bidang Hukum & Advokasi SPFKK PT DI M Sidharta mengatakan konvoi menggunakan sepeda motor ini untuk memberikan dukungan bagi para buruh yang merupakan rekan seperjuangan dalam upaya mendapatkan rasa keadillan dan kesejahteraan.
“Sebagai pihak yang pernah menjadi korban PHK, kami dapat merasakan betapa buruk akibat yang dihadapi para buruh yang ter PHK baik dari aspek materiel, maupun aspek psikologis,” katanya dari rilis yang diterima Bisnis, hari ini.
Pengalaman buruk inilah yang mendorong pihaknya untuk terjun langsung ke lapangan guna membantu Perjuangan Buruh. Menurutnya, sampai saat ini banyak buruh yang masih dilingkupi rasa kecemasan dan ketidak pastian hidup sebagai akibat dari adanya “Program Out Sourching” yang tidak memberikan kepastian kerja, kepastian upah dan kepastian masa depan.
Di sisi lain, buruh juga masih dihadapkan pada masalah rendahnya perhatian pemberi Kerja dan pemerintah dalam penyelesaian, dan penentuan kebijakan pada aspek kesejahteraan. Dalam pembahasan mengenai berbagai masalah yang menyangkut upaya peningkatan kesejahteraan, buruh selalu dijadikan pertimbangan akhir, dibawah faktor-faktor, dan kepentingan-kepentingan lain.
Sidharta mengatakan di sisi lain amatlah memprihatinkan bila ditengah situasi seperti di atas, Meneg BUMN sampai tidak menghadiri undangan Komisi IX DPR RI, untuk yang ketiga kalinya. “Untuk itu, kami akan menyelenggarakan Rapat Terbuka pada hari Selasa 5 Maret 2013, di depan gerbang DPR RI Senayan,” katanya.
Rute perjalanan dari Bandung-Jakarta dengan mengambil rute Bandung-Cimahi-Cianjur-Puncak-Bogor-Depok, menginap semalam di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta selatan.
“Malam harinya akan digelar doa bersama untuk mendoakan para pejabat negara dan pemerintah, semoga dibukakan hati nuraninya peduli terhadap persoalan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,” katanya.
Pihaknya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak apabila perjalanan perjuangan mengganggu lalulintas dan lingkungan. (ija)