PEKANBARU: Harga pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Riau periode 27 Februari—5 Maret 2013 untuk usia 10 dan di atas 10 tahun ditetapkan sebesar Rp1.467,92 per kg, lebih tinggi dibandingkan dengan harga sepekan sebelumnya Rp1.433,28 per kg.
Sekretaris Tim Penetapan Harga TBS kelapa sawit Rina Rosdiana mengungkapkan kenaikan harga TBS untuk sepekan ke depan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal.
“Sesuai dengan rapat penentuan harga yang rutin dilakukan setiap pekan, untuk periode 27 Februari—5 Maret ditetapkan harga TBS Rp1.467,92 per kg. Harga untuk usia 10 dan di atas 10 tahun selalu lebih tinggi dari pada lainnya,” ujarnya, hari ini.
Dia menjelaskan faktor internal yang memengaruhi kenaikan harga TBS kelapa sawit dalam sepekan ke depan, di antaranya naiknya harga penjualan crude palm oil (CPO) dan kernel beberapa perusahaan pemilik PKS di Riau.
Dalam rapat penentuan harga TBS kelapa sawit, imbuhnya, data yang disampaikan oleh perusahaan pemilik PKS tersebut menjadi pertimbangan sebelum harga ditentukan. Berdasarkan data yang disampaikan PT Asian Agri, dia mencontohkan, harga penjualan CPO mengalami kenaikan sebesar Rp139,51 per kg.
Saat ini ada sekitar 147 pabrik kelapa sawit (PKS) yang beroperasi di Riau, dengan produksi minyak kelapa sawit mentah per tahunnya hampir 7 ton.
Selanjutnya, harga penjualan CPO yang disampaikan PTPN V mengalami kenaikan sebesar Rp210,36 per kg, PT Sinar Mas mengalami kenaikan sebesar Rp336,68 per kg, dan PT Astro Agro Lestari mengalami kenaikan sebesar Rp79,55 per kg.
Sementara itu, untuk harga kernel PT Sinar Mas mengalami kenaikan sebesar Rp118,45 per kg, PT Asian Agri mengalami kenaikan sebesar Rp86,28 per kg. “Kenaikan ini juga terjadi pada perusahaan kelapa sawit lainnya,” ujarnya.
Dia menambahkan faktor eksternal yang ikut memengaruhi kenaikan harga TBS, terutama menyangkut musim kering yang terjadi di Argentina, sehingga mengakibatkan kenaikan harga minyak sawit. Hal tersebut, jelasnya, membuat prospek biji minyak nabati lainnya menjadi bahan baku minyak mengalami penurunan pada musim kering.
“Dampak lanjutannya, permintaan minyak sawit meningkat, dan dengan sendirinya harga minyak sawit juga meningkat,” tuturnya.
Data Dinas Perkebunan Provinsi Riau mencatat luas kebun sawit di Riau diperkirakan mencapai 2,1 juta hektare. Luas kebun sawit rakyat mencapai 1,1 juta hektare, sedangkan luas perkebunan perusahaan negara sekitar 79.546 hektare, swasta 906.978 hektare.