DEPOK-Kasus yang membelit Ketua Umum Demokrat, Anas Urbaningrum, disebut-disebut di depan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengikuti pelatihan pengelolaan media massa di Graha Insan Cita, Depok, pagi ini (13/2).
Pelatihan itu dilaksanakan oleh Yayasan Bina Insan Cita, lembaga yang didirikan oleh alumni HMI. Beredar selebaran di antara peserta pelatihan analisa konflik Demokrat.
Selebaran gelap itu menyebut langkah Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono mengambil alih kepemimpinan Demokrat blunder. Pasalnya, Komisi Pemberantasan Korupsi belum menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka korupsi Hambalang. Alhasil, posisi politik Anas lebih menguat.
“Tapi pelatihan ini tidak terkait dengan alumni yang berpolemik,” tegas Ketua Bidang Media Yayasan Bina Insan Cita, Musfihin Dahlan.
Ketua Yayasan Bina Insan Cita, Akbar Tanjung menilai dinamika kasus Anas, utamanya soal bocornya surat perintah penyidikan berkaitan erat dengan media massa. Tanpa disiarkan maka informasi itu tidak akan diketahui.
“Itu mempengaruhi perpolitikan akhir-akhir ini. Kita ke depan tentu ingin demokrasi ke depan akan semakin baik,” ujarnya sembari berharap media mendorong demokratisasi.
Pengamat politik dari Universitas Nasional Alfan Alfian mengingatkan media massa yang jadi partisan pada 2014 maka bisa mempercepat kehancuran media bersangkutan.
"Tahun ini ujian bagi media untuk bisa menjadi pilar demokrasi keempat dan tidak terjerumus provokasi,” pesannya. (40/yus)