SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi untuk menjaga kuota tetap terpenuhi.
Menurut Teguh Dwi Paryono, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jateng, BPH Migas menetapkan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi untuk wilayah Jateng sebesar 4,76 juta kiloliter (KL) dengan rincian 3,1 juta KL premium dan 1,66 juta KL solar.
Dia menjelaskan, bila pengendalian terhadap BBM subsidi berjalan optimal, maka tidak akan terjadi kelangkaan bahan bangkar di Jateng, serta kuota yang ditentukan oleh BPH Migas bisa cukup.
“Kelangkaan BBM subsidi merupakan ulah spekulan serta penyelewengan. Kalau BPH Migas serta aparat kepolisian bisa mencegah dan menindak mereka tentunya tidak akan ada kelangkaan,” ujarnya.
Meski akan memperkuat pengendalian BBM subsidi, namun beberapa daerah di Jateng diketahui tidak siap untuk menyalurkan BBM non subsidi. Salah satunya adalah Kudus yang belum memiliki SPBU dengan pompa dispenser solar non subsidi atau Pertamina Dex.
"Kalaupun ada yang membeli solar nonsubsidi, kami hanya bisa melayani pembelian Pertamina dex yang disediakan dalam jeriken berisi 10 liter," kata Wakil Ketua DPC Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Pati Muhammad seperti dikutip dari Antara.
Menurutnya, permintaan untuk Pertamina Dex di Kudus selama ini sangat jarang. Beberapa mobil mewah yang membutuhkan Pertaminan Dex biasanya membeli dalam kemasan jeriken berisi 10 liter.
Lukman Hakim, Pengelola salah satu SPBU di Kudus, mengatakan pihaknya menyediakan Pertamina Dex dalam kemasan jeriken. Namun, lanjutnya, permintaan sangat sedikit, bahkan dalam sehari belum tentu ada yang beli.