MEULABOH: Selang 8 tahun setelah tragedi tsunami yang menghantam Meulaboh, kota di Kabupaten Aceh Barat, sebanyak 1.974 rumah warga tercatat masuk dalam kategori tidak layak huni.
Asisten II Keistimewaan Ekonomi Pembangunan Bupati Aceh Barat Hassan Abdullah mengatakan rumah-rumah tersebut tersebar di sekitar 300 desa di Aceh Barat, yang pada 2004 menjadi salah satu kawasan yang paling parah terkena dampak tsunami.
“Sejak tsunami, 2.000 warga Aceh Barat belum ditemukan jasadnya. Selain itu, di daerah kami terdapat 1.974 rumah yang tergolong tidak layak huni,” tuturnya kepada pers, seusai serah-terima bantuan 1.000 kaca mata dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk pada Rabu (7/11).
Program bantuan yang sebelumnya telah diterima ketika tsunami melanda, lanjutnya, sedikit-banyak meringankan beban pemulihan kawasan yang luluh lantak tersebut. Meski demikian tsunami secara ekonomi membuat banyak penduduk kehilangan mata pencaharian utama.
Akibatnya, tidak semua warga di kawasan tersebut bisa membangun rumah lebih layak atau merenovasi rumah sementara mereka menjadi rumah permanen, meski tsunami telah berlalu 8 tahun yang lalu.
Hassan berharap dunia luar tetap memerhatikan keberlanjutan pembangunan kembali kawasan tersebut dengan menanam investasi ke daerah tersebut, terutama di tiga sektor potensial Aceh Barat yakni perkebunan dan pertambangan. (arh)