Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KEBAKARAN HUTAN: Api Di Gunung Agung Masih Sulit Dipadamkan

JAKARTA: Kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Agung, Karangasem, Bali, sejak Jumat (31/8) siang sulit dipadamkan karena lokasi sulit dijangkau.

JAKARTA: Kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Agung, Karangasem, Bali, sejak Jumat (31/8) siang sulit dipadamkan karena lokasi sulit dijangkau.

 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan kebakaran yang mulai terjadi sejak pukul 14.00 WITA tersebut sulit dipadamkan dan terus meluas.

 

“Hutan yang terbakar lokasinya terisolir dan terjal. Areal yang terbakar seluas 160 hektar adalah lereng utara dan timur dari Gunung Agung. Titik api bergeser ke arah timur sesuai arah angin. Posisinya di bahu gunung dengan lereng yang terjal menyebabkan pemadaman sulit dilakukan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Bisnis, Sabtu (1/9).

 

Sejak pagi hari, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali beserta Tim Reaksi Cepat Rupusdalops Badung berjumlah 100 orang menuju lokasi bencana dengan menggunakan 12 armada. Selanjutnya dibangun Posko pemantauan di Batudawa Kaja Dusun Kedampal.

 

“Mulai pukul 08.00 WITA dikirimkan petugas untuk pemadaman sebanyak 86 orang yang terdiri dari BPBD Provinsi Bali, BPBD Karangasem, BPBD Badung,  Tagana, SAR, PMI, Kesbanglinmas Karangasem dan dibantu TNI, Polri, Dinas Kehutanan serta masyarakat setempat,” ujarnya.

 

Selanjutnya, paparnya, pukul 12.30 WITA dilakukan koordinasi dengan BNPB untuk meminta bantuan penggunaan helikopter dan hujan buatan. Kemudian pada pukul 13.30 WITA tim berhasil mencapai ketinggian ±3000 dpl yang terdapat titik api.

 

“Dilakukan upaya pemadaman dengan membuat parit-parit dan pembatas dengan merabas pohon. Namun pada pukul 14.10 WITA api kembali membesar sehingga tim terpaksa turun”.

 

Sutopo menambahkan pada pukul 15.00 WITA helikopter SAR bersama BPBD Karangasem melakukan pemantauan dari udara dan mendapatkan kesimpulan bahwa pemboman air dengan helikopter tidak memungkinkan karena lereng yang terjal dan asap tebal sehingga membahayakan penerbangan.

 

“Upaya hujan buatan juga kurang mendukung karena tidak tersedia awan potensial, angin kencang, dan daerahnya relatif tidak luas,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper