JAKARTA: Bencana banjir melanda Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua yang terjadi pada Jumat (27/7/2012) mulai pukul 03.00 waktu setempat.
Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan banjir tersebut menyebabkan satu anak usia 15 tahun meninggal dunia, 250 keluarga mengungsi, 105 unit rumah dan 10 unit jembatan kayu tergenang air, serta satu unit pasar sentral terendam.
Dia menjelaskan banjir tersebut terjadi karena intensitas hujan tinggi yang menyebabkan sungai di Kelurahan Mararena, Sarmi, meluap sehingga menggenangi permukiman masyarakat. Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua dan instansi terkait sedang berada di lokasi untuk melakukan penanganan darurat bencana.
"Untuk sementara pengungsi berada di tempat sanak famili, dan ditempatkan di tiga distrik, yaitu, pertama Kelurahan Mararena, kedua Gereja Katholik Sarmi dan ketiga SD Inpres Sarmi," ujarnya dalam keterangan yang diterima Bisnis, Sabtu (28/8).
Selain itu BPBD telah memberikan bantuan makanan siap saji dan mendirikan dapur umum. Instansi penanggulangan bencana tersebut juga masih melakukan pendataan lebih lanjut.
Lebih rinci Sutopo menjelaskan hujan yang lebat di Sarmi terpengaruh oleh depresi tropis di timur Philipina. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan depresi tropis tersebut juga memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia berupa hujan dengan intensitas rendah, sedang, dan tinggi di berbagai wilayah.
Beberapa wilayah yang terkena dampak hujan a.l. Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua bagian Utara serta Tengah. Selain itu, depresi tropis tersebut juga dapat menyebabkan angin kencang dengan kecepatan di atas 20 knots di Maluku Utara bagian Utara.
"Masyarakat dihimbau untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan. Jika masyarakat ingin selamat dari ancaman bencana, maka bersiaplah menghadapi bencana," tutupnya. (msb)