Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS GLOBAL: Perdagangan dunia bakal melambat 3,7% sampai 2016

JAKARTA: Perdagangan dunia diproyeksi akan mengalami perlambatan sekitar 3,7% sampai 2016. Namun, tren itu akan kembali melaju 5,9% per tahun hingga 2021.Nirmala Salli, Head of Global Trade and Receivables Finance HSBC Indonesia, mengungkapkan ketidakpastian

JAKARTA: Perdagangan dunia diproyeksi akan mengalami perlambatan sekitar 3,7% sampai 2016. Namun, tren itu akan kembali melaju 5,9% per tahun hingga 2021.Nirmala Salli, Head of Global Trade and Receivables Finance HSBC Indonesia, mengungkapkan ketidakpastian ekonomi dunia dalam beberapa waktu ke depan akan menimbulkan perlambatan kinerja perdagangan dunia. Akibatnya, terjadi pergeseran motor perdagangan dunia dari negara maju ke negara emerging market.Menurutnya, aktivitas perdagangan perusahaan akan mengalami perlambatan menjadi 3,7%, sebelum terakselerasi menjadi 5,9%. Proyeksi ini lebih rendah dari realisasi pertumbuhan volume perdagangan dunia 2 tahun terakhir yang tercatat sebesar 12,9% pada 2010 dan 5,8% pada 2011."Polandia, India, dan Republic Ceko diharapkan memimpin pertumbuhan ekspor sekitar 5,5%. Sedangkan pertumbuhan impor akan dipimpin oleh Brasil dan India sebesar lebih dari 7%," paparnya dalam diskusi HSBC Global Connection Report, Rabu (04/07).Emerging market, kata Nirmala, diproyeksi akan memberikan andil besar dalam perdagangan global. Perdagangan Amerika Latin diproyeksi tumbuh 6% dan Asia tumbuh 5,4% hingga 2016."China dengan volume perdagangan yang terus tumbuh, diharapkan dapat meningkatkan impor sebesar 5,1% dan ekspor 4,7% sampai 2016. Jadi China masih jadi mitra perdagangan yang potensial," katanya.Mulai tahun ini, tambah Nirmala, Brasil dan India diproyeksi mencapai laju pertumbuhan impor tercepat secara global. Impor Brasil diproyeksi tumbuh 7,7% dan India 7,2% dalam 5 tahun ke depan.Selain itu, laju pertumbuhan impor yang cukup cepat juga diproyeksi terjadi di Arab Saudi sebesar 6,4%, diikuti Indonesia dan Uni Emirat Arab sebesar 5,5%. (arh)

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper