JAKARTA: Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, bisa sedikit lega. Jepang turun tangan mengatasi banjir. Proyek pembangunan Waduk Pluit di Jakarta Utara senilai Rp280 miliar dari dana hibah pemerintah Jepang akan dilaksanakan pada 2012 untuk menampung air hujan agar tidak menggenangi wilayah sekitarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo mengatakan selain dana hibah tersebut pemerintah Jepang juga akan memberikan asistensi pembangunan dan pemeliharan waduk, berikut pompa airnya.
Menurutnya, pemerintah Jepang akan mengganti 3 unit pompa air yang ada di Pluit sekarang dengan yang baru berkapasitas 15 meter kubik per detik.
Ery mengatakan saat ini di kawasan Pluit hanya terdapat 11 unit pompa air yang sudah tidak bisa berfungsi secara optimal dalam menyedot air hujan untuk dialirkan ke laut, sehigga perlu perbaikan secara menyeluruh.
Selain itu, lanjutnya, kondisi saluran air di wilayah Pluit sudah tidak mampu lagi menampung aliran air hujan, sehingga sangat mendesak dibangun waduk sebagai tempat parkir air hujan tersebut.
"Pompa air di Pluit merupakan pompa drainase yang bekerja secara terus menerus, sehingga kondisi pompa itu tidak mampu lagi bekerja secara optimal," ujarnya.
Dia menjelaskan terkait dengan pelaksanakan proyek pembangunan waduk Pluit, Dinas Pekerjaan Umum DKI bekerja sama dengan instansi terkait akan menata lokasi parkir perahu.
Penertiban parkir perahu itu, lanjutnya, menjadi salah satu syarat yang diajukan pihak pemerintah Jepang kepada Pemprov DKI karena pembangunan waduk akan dimajukan sebanyak 50 meter dan harus bersih dari parkir perahu.
“Untuk menertibkan perahu, sudah ada surat instruksi dari gubernur yang memerintahkan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI dan Walikota Jakarta Utara agar langsung bekerja, termasuk menambah daya listrik untuk pompa air,” katanya di Jakarta, Minggu, 27 November.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Tarjuki menjelaskan perbaikan seluruh pompa air di Ibu Kota yang paling sulit adalah pompa air di Pluit, karena beroperasi secara terus menerus tanpa henti sehingga tingkat kerusakannya cukup berat.
"Di tempat lain starter motor pompa atau gensetnya mati. Di Pluit, ada penggantian kopling di 3 pompa yang tidak jalan oleh pemerintah Jepang," tegasnya.
Menurutnya, hingga kini Pemprov DKI Jakarta memiliki 100 unit pompa air di polder dan waduk, 82 unit pompa bergerak di 5 wilayah kotamadya dengan kekuatan sedot air 100-200 liter per detik. (ln)
Selanjutnya, 46 unit pompa air yang tersebar di 10 underpas serta didukung dengan 8 unit pompa bergerak berkekuatan 250 liter per detik milik Badan Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Kementrian Pekerjaan Umum. (ln)