Bimbel masuk sekolah dikeluhkan

JAKARTA: Maraknya lembaga Bimbel masuk sekolah di Jakarta dengan menggesar jam pelajaran reguler, merupakan indikasi ketidakpercayaan pihak kepala sekolah kepada gurunya dan dapat membebani orang tua para siswa.Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti mengatakan seluruh siswa diwajibkan mengikuti bimbingan belajar yang dilaksanakan lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) dengan membayar sekitar Rp1 juta per siswa per pelajaran.“Tidak masalah siswa mengikuti kegiatan bimbingan belajar untuk menghadapi ujian nasional. Tetapi, kalau lembaga Bimbel masuk sekolah dengan menggeser atau menggantikan jam pelajaran reguler yang dilakukan guru itu bisa jadi masalah,” katanya di Jakarta hari ini.Retno mengatakan lembaga Bimbel mulai beroperasi di sekolah dengan menggeser atau mengganti jam pelajaran reguler itu biasanya belangsung sekitar empat bulan sejak Nopember hingga mendekati pelaksanaan ujian nasional atau UN.Sistem pembayaran Bimbel, lanjutnya, dapat dilakukan sekaligus atau diangsur per bulan sesuai kesepakatan dengan orang tua siswa, sehingga total dana yang dihimpun pihak sekolah untuk biaya belajar tambahan itu jumlahnya cukup besar.  Menurut dia masuknya lembaga Bimbel mencerminkan pihak kepala sekolah tidak percaya terhadap kualitas pendididikan di sekolahnya sendiri, termasuk kapasitas tenaga pengajar atau guru di lembaga pendidikan formal tersebut.Sementara pihak siswa, lanjutnya, hanya akan membahas dan latihan mengerjakan soal-soal mata pelajaran yang akan diujikan pada ujian nasional dan tidak melakukan proses belajar-mengajar yang baik.(api)