Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Jabar terhambat aturan truk di DKI

BANDUNG: Rangkuman berita ekonomi dan bisnis media massa cetak harian yang beredar di Bandung hari ini antara lain menyoroti mengenai ekspor Jabar yang tersendat akibat pelarangan truk di DKI. Berikut rangkumannya:NEW JAZZ: Setelah terkena imbas dari

BANDUNG: Rangkuman berita ekonomi dan bisnis media massa cetak harian yang beredar di Bandung hari ini antara lain menyoroti mengenai ekspor Jabar yang tersendat akibat pelarangan truk di DKI. Berikut rangkumannya:NEW JAZZ: Setelah terkena imbas dari bencana Tsunami Jepang belum lama ini, PT Honda Prospect Motor (HPM) kembali meluncurkan varian New Jazz yang merupakan penyempurnaan dari varian sebelumnya.Produk tersebut diharapkan mampu mendongkrak pasar Honda setelah mengalami penurunan pada kuartal 1/2011. Direktur Istana Bandung Raya Motor yang juga main dealer Honda Mobil area Jabar Iwan Tjandradinata mengatakan New Jazz dirilis dengan mesin berkapasitas 1.500 cc i- VTEC SOHC bertenaga 120 PS. (Sindo Jabar)KREDIT PERTANIAN: Bank Pembangunan Daerah Jabar & Banten Tbk. (Bank BJB) siap mengalokasikan kredit untuk sektor agrobisnis, baik untuk perorangan maupun perusahaan.Direktur Komersial Bank BJB Entis Kushendar mengatakan selain sektor usaha mikro kecil dan menengah, sektor pertenakan dan pertanian termasuk agrobisnis memiliki potensi besar untuk berkembang. Terlebih, kondisi geografis Jawa Barat yang didukung kesuburan tanahnya. (Sindo Jabar)EKSPOR JABAR: Pengiriman produk ekspor Jabar kini tersendat akibat adanya kebijakan pemerintah DKI Jakarta yang melarang truk/kontainer masuk tol dalam kota di siang hari.Sehubungan hal itu, para pengusaha meminta pemerintah segera merealisasikan pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Karawang sebagai alternatifnya.Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat Dedi Widjaja menyatakan baru-baru ini pemerintah DKI Jakarta memberlakukan kebijakan pembatasan operasional untuk truk/kontainer dalam menata kemacetan yang terjadi di Jakarta.(Galamedia)BEBAN PUNCAK: PT PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten (DJBB) berhasil mengalihkan beban listrik pada masa beban puncak sebesar 270 MW ke masa nonbeban puncak. Pemakaian listrik pada nonbeban puncak menjadi lebih optimal."Selama ini pemakaian listrik terfokus pada masa beban puncak, sedangkan pada masa nonbeban puncak penggunaan listrik masih belum optimal," jelas Adang Dzarkasih, Deputi Manajer Komunikasi PLN DJBB didampingi Agus Yuswanta, staf humas PLN DJBB, Minggu (22/5).(Galamedia)LABEL SNI: Sebanyak 90% produk di Jabar belum bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) akibat kurangnya sosialisasi pemerintah pusat kepada daerah. Ironisnya, banyak perusahaan yang belum paham akan pentingnya label SNI dalam produk yang mereka hasilkan.Padahal dengan label SNI, konsumen akan lebih percaya, sehingga otomatis juga akan mendongkrak keuntungan perusahaan, ucap Dedi Wijaya, Ketua Apindo Jabar. (Pikiran Rakyat)PERAN KOPERASI: Kontribusi koperasi dalam perekonomian Indonesia terbilang masih minim. Jumlah koperasi yang ada belum sebanding dengan kualitas yang dimiliki.Jumlah koperasi secara nasional sekitar 180.000, di Jawa Barat sendiri sekitar 23.000. Akan tetapi perannya baru sekitar 5%, kata mantan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, dalam Deklarasi Masyarakat Koperasi Indonesia (MKI), di Balai Sartika Bandung. (Pikiran Rakyat) (ln)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper