Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan partai oposisi seharusnya mencontoh Pilkada DKI April 2017 untuk mengalahkan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.
Ketika itu, pasangan yang diusung PKS dan Gerindra, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, bisa mengalahkan inkumben Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat.
Sohibul mengatakan makanya dia berharap Pilpres 2019 berlangsung dua putaran.
"Agar bisa dua putaran, Demokrat harus membentuk poros ketiga seperti di Pilkada DKI," kata Sohibul, Senin (9/7/2018).
"Nah, nanti di putaran kedua baru saling mendukung dengan kami."
Ketika Pilkada DKI April 2017, Demokrat bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Sylviana Murni. Dari tiga pasang calon Gubernur DKI, AHY-Sylviana memperoleh suara paling bontot. Namun, karena Ahok-Djarot hanya memperoleh 42 persen suara dari total pemilih maka Pilkada DKI harus digelar dalam dua putaran. Nah, di putaran kedua ini, pasangan Anies-
Baca Juga
Sandiaga berbalik unggul. Banyak pihak menyebut pasangan Anies-Sandi mendapat limpahan suara dari pemilih AHY-Sylviana.
Sohibul mengatakan sudah menyampaikan ide ini kepada Wakil Ketua Umum Demokrat Syarif Hasan saat keduanya diam-diam bertemu beberapa waktu lalu. Namun, Sohibul tidak menjelaskan apakah Demokrat setuju dengan ide dua putaran tersebut atau tidak.
"Jika sejak awal melawan Pak Jokowi dalam pilpres 2019 berarti hanya satu formula. Tentu ada pihak-pihak yang kemudian aspirasinya tak tertampung," kata Sohibul.
"Tapi dengan poros ketiga maka banyak partai terakomodasi."
Menjelang pendaftaran Pilpres 2019 pada awal Agustus mendatang, partai-partai memang mulai membangun komunikasi politik. Hingga saat ini hanya Demokrat, PKB, dan PAN yang belum menentukan arah koalisi.
Sementara itu, PKS bahkan terus mendorong Gerindra untuk memajukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pilpres 2019. Bahkan, PKS ingin Anies maju bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.