Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang Siap Longgarkan Pasar Tenaga Kerja Asing

Jepang berencana melonggarkan aturan pekerja asing di dalam negerinya. Hal itu disebabkan oleh lima sektor utama Jepang terancam mengalami penurunan tenaga kerja.
Pekerja Jepang/Reuters
Pekerja Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Jepang berencana melonggarkan aturan pekerja asing di dalam negerinya. Hal itu disebabkan oleh lima sektor utama Jepang terancam mengalami penurunan tenaga kerja.

Ketua Sekretaris Kabinet, Yoshihide Suga menyatakan pemeritah Jepang tengah mencari cara untuk menarik pekerja asing ke Negeri Sakura. Dia menekankan, tenaga kerja yang ditargetkan oleh Pemerintah Jepang adalah pekerja dengan keterampilan khusus, bukannya pekerja tidak terampil.

“Kami sedang membuat pertimbangan agar pembingkaian baru—yang mengizinkan masuknya tenaga kerja asing dengan kemampuan tertentu—dapat dimasukkan ke dalam panduan kebijakan ekonomi,” ujar Suga, seperti dikutip Reuters, Rabu (20/5/2018).

Dia menambahkan, program pemerintah itu tidak akan mengizinkan masuknya pekerja tidak terampil.Padahal, sebelumnya sempat muncul kekhawatiran bahwa berkurangnya tenaga kerja tidak terampill di Jepang dapat melemahkan pertumbuhan ekonomi Jepang. Adapun panduan kebijakan ekonomi itu dijadwalkan rampung pada Juni 2018.

Sebelumnya, Harian Bisnis Nikkei memberitakan, Jepang tengah menghadapi tantangan penyusutan tenaga kerja produktif seiring meningkatnya populasi berusia tua. Oleh karena itu, pemerintah Jepang berupaya mencari tenaga kerja dari luar negeri, terampil maupun tidak.

“Pemerintah berharap dapat menarik lebih dari 500.000 pekerja asing di bidang keperawatan, pembuat kapal, penginapan, begitu juga untuk industri agrikultur dan konstruksi, setidaknya menjelang 2025,” tulis Nikkei, seperti dikutip Reuters, Rabu (30/5/2018).

Nikkei melanjutkan, pekerja asing yang prospektif untuk sektor pekerjaan tersebut bisa mendapatkan izin kerja hingga lima tahun. Izin tersebut akan diberikan setelah calon pekerja yang lulus ujian seleksi kerja dan ujian bahasa Jepang yang telah dimulai pada April silam. Calon pekerja diharuskan untuk mempromosikan diri bahwa mereka mampu bekerja dan dapat mengerti percakapan sehari-hari di Jepang.

Adapun pengetatan ekonomi sejak PM Jepang Shinzo Abe menjabat pada 2012, pembangunan kembali pascatsunami 2011, konstruksi besar-besaran menjelang Tokyo Olympics 2020, dan meningkatnya populasi tua telah memperburuk pasar tenaga kerja Jepang saat kini.

“Pemerintah berencana mengizinkan mereka yang bergabung dengan program ‘pelatihan’, yang didesain untuk berbagi teknologi dengan negara berkembang, agar tetap berada di Jepang setelah menyelesaikan program dan bekerja maksimal selama lima tahun,” tulis Nikkei.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper