Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat resmi mengumumkan akan mengenakan tarif impor untuk baja dan aluminium. Kebijakan tersebut akan siap ditandatangani oleh Presiden Donald Trump dalam pekan depan. Hal ini diperkirakan akan meningkatkan potensi gejolak dari negara-negara pengimpor baja dan alumuniun untuk Negeri Paman Sam.
Presiden Donald Trump menyatakan akan mengenakan tarif untuk impor baja dan alumunium untuk melindungi keamanan nasional Amerika Serikat di hadapan para eksekutif industri logam, pada Kamis (1/3/2018).
Trump mengatakan akan memberlakukan tarif masing-masing sebesar 25% dan 10% untuk impor baja dan alumunium dalam jangka waktu yang sangat panjang serta akan menandatangani keputusan tersebut pekan depan.
Lebih lanjut, Trump tidak menjabarkan secara detail mengenai kebijakan itu, termasuk apakah ada produk atau negara yang akan diberi pengecualian.
“Kami akan menandatangani [keputusan pemberlakuan tarif] pekan depan dan kalian akan mendapatkan perlindungan untuk pertama kalinya untuk waktu yang lama,” kata Trump, seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (2/2/2018).
Pernyataan Trump tersebut menyeret indeks S&P 500 ke sesi rendah sementara saham Paman Sam untuk perusahaan yang mengonsumsi logam, seperti Ford Motor Co. jatuh dan imbal hasil Tresuri AS naik karena reaksi dari investor. Hal ini sedikit berbeda untuk para produsen baja di Korea Selatan dan Jepang, yang terpukul sejak perdagangan Jumat (2/2/2018) pagi ini.
Baca Juga
Adapun, pengumuman pengenaan tarif tersebut dilakukan tepat ketika penasihat ekonomi terbaik Presiden China Xi Jinping, Liu He, dijadwalkan bertemu dengan tim ekonom senior Trump, yang terdiri dari penasihat ekonomi Gedung Putih Gary Cohn, Wakil Perdaganngan AS Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, di Washington.
Kedatangan Liu He itu juga untuk membicarakan kekhawatiran China terhadap kebijakan tarif Paman Sam.
Orlik, Chief Asia Economist dari Bloomberg, menyatakan total ekspor baja dan alumunium China sebanding dengan 0,5% produk domestik bruto (PDB) Negeri Panda, kebanyakan dari ekspor itu adalah komoditas baja.
“Secara relatif, ada ketakutan terhadap retorika Trump, yang mengancam lebih dari 45% tarif untuk impor dari China. Perhitungan seperti ini sangat terbatas,” katanya.
Seperti diketahui sebelumnya, Trump telah mempertimbangkan beberapa plihan untuk mengekang impor baja dan alumunium setelah Departemen Perdaganan AS memutuskan bahwa dua komoditas tersebut mengancam keamanan nasional Paman Sam.
Hal itu juga membuat kesal beberapa sekutu Negeri Paman Sam, termasuk Jepang dengan Menteri Perdagangan Hiroshige Seko mengatakan bahwa Negeri Sakura merupakan sekutu AS dan impor dari Jepang tidak akan mengganggu keamanan nasional AS.
“Saya akan membicarakannya dengan AS ketika ada kesempatan,” katanya kepada reporter di Tokyo pada Jumat (2/3/2018).
Sementara itu, Kanada yang merupakan pemasok baja terbesar untuk AS mengatakan bahwa peraturan itu tidak dapat diterima. Sedangkan Uni Eropa telah menyatakan akan memperlihatkan reaksinya melalui keluhan yang akan diajukan ke Organisasi Dagang Dunia (World Trade Organization/WTO) dalam beberapa hari kedepan.
Trump menyebutkan bahwa keputusan tersebut memperlihatkan adanya ketidakadilan yang diterima AS selama bertahun-tahun sehingga sekaranglah waktunya untuk lebih memudahkan perusahaan AS agar bisa berkembang dan menyerap tenaga kerja. (Bloomberg)