Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

513 Bencana Terjadi Selama Dua Bulan, 72 Meninggal Dunia

Selama dua bulan telah terjadi 513 kejadian bencana di tanah air yang terdiri dari puting beliung 182 kejadian, banjir 157, longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15, kombinasi banjir dan tanah longsor 10, gelombang pasang dan abrasi 7, gempabumi merusak 3, dan erupsi gunung api 2 kali.
Petugas menunjukkan nama korban longsor di posko bencana Desa Pasir Panjang, Salem, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (22/2/2018)./Antara-Oky Lukmansyah
Petugas menunjukkan nama korban longsor di posko bencana Desa Pasir Panjang, Salem, Brebes, Jawa Tengah, Kamis (22/2/2018)./Antara-Oky Lukmansyah

Kabar24.com, JAKARTA -- Selama dua bulan terjadi 513 kejadian bencana di tanah air.

Bencana tersebut adalah puting beliung 182 kejadian, banjir 157, longsor 137, kebakaran hutan dan lahan 15. Kombinasi banjir dan tanah longsor tercatat 10 kejadian, selanjutnya gelombang pasang dan abrasi 7 kejadian, gempa bumi merusak 3, dan erupsi gunung api 2 kali.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan dampak bencana tersebut adalah 72 jiwa meninggal dunia dan hilang, 116 jiwa luka-luka, serta lebih dari 393 ribu mengungsi dan menderita.

"Sebanyak 12.104 rumah rusak meliputi 1.566 rumah rusak berat, 3.141 rumah rusak sedang dan 7.397 rumah rusak ringan. Selain itu juga terdapat kerusakan 127 unit fasilitas pendidikan, 123 fasilitas peribadatan dan 13 fasilitas kesehatan. Diperkirakan kerugian dan kerusakan akibat bencana mencapai puluhan triliun rupiah," katanya, Jumat (2/3/2018).

Sutopo menambahkan dari korban 72 jiwa meninggal dan hilang, bencana longsor adalah jenis bencana yang banyak jumlah korbannya. Tercatat 45 jiwa meninggal dunia dan hilang akibat longsor. Sedangkan banjir 18 jiwa, puting beliung 6 jiwa, banjir dan longsor 2 jiwa, dan gempabumi 1 jiwa.

Berdasarkan data BNPB, longsor menjadi bencana yang paling mematikan sejak 2014 hingga sekarang. Sekitar 40,9 juta jiwa masyarakat Indonesia tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tinggi.

Mereka yang tinggal di pegunungan, perbukitan dan lereng-lereng yang curam dengan kemampuan mitigasinya masih minim. Saat musim hujan seperti saat ini longsor marak terjadi. Sering longsornya kecil, namun karena di bawah terdapat rumah maka terjadi korban jiwa.

Sutopo menjelaskan, longsor penuh ketidakpastian. Sulit dideteksi dan diprediksi secara pasti kapan akan terjadi. Meski tanah sudah bergerak, merekah hingga lebar mencapai 50 centimeter dengan panjang ratusan meter, namun tidak segera terjadi longsor.

Masyarakat awalnya sudah mengungsi. Namun karena longsor tidak segera terjadi, bahkan hingga berbulan-bulan akhirnya masyarakat kembali ke rumah untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Sutopo mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi banjir, longsor dan puting beliung. Potensi hujan selama Maret 2018 masih akan tetap tinggi.

Sesuai prediksi BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi di Jawa Barat bagian tengah hingga timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur.

"Kondisi tanah sudah jenuh air sehingga mudah terjadi banjir dan longsor. Sebaliknya di daerah-daerah yang dilintasi atau berada di sekitar garis khatulistiwa seperti Riau, Sumatra Utara, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah akan makin kering sehingga berpotensi meningkatkan kebakaran hutan dan lahan. Sedangkan gempabumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper