Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Palestina Tak Akan Temui Wapres AS Selama Lawatan di Timteng

Sebagai bentuk protes, Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence semasa lawatan ke kawasan ini.
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence/Reuters-Beawiharta
Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence/Reuters-Beawiharta

Kabar24.com, CAIRO/GAZA - Palestina memprotes keras pengakuan Presiden AS Donald Trump atas pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Sebagai bentuk protes, Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence semasa lawatan ke kawasan ini.

Pence melakukan lawatan di tengah kekecewaan atas pengakuan AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kata Menteri Luar Negeri Palestina,  Sabtu, seperti dilaporkan Reuters, Minggu (10/12/2017).

Kekerasan meletus di Gaza dan sudah memasuki hari ketiga sebagai respons atas sikap Trump, Rabu, yang bertolak belakang dengan kebijakan AS atas Timur Tengah selama ini.

Sementara itu serangan udara Israel telah membunuh dua pemuda Palestina, Sabtu, selepas kelompok militan melepaskan roket dari wilayah itu ke Israel, Jumat, yang dideklarasikan sebagai "Hari Kemarahan" oleh kelompok Palestina.

Pengakuan Trump atas Yerusalem telah menimbulkan kekhawatiran di dunia Arab dan sekutu Barat, yang menyatakan hal itu sebagai tamparan bagi upaya penciptaan perdamaian dan berisiko memancing lebih banyak kekerasan di kawasan ini.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam balik negara-negara pengkritik kebijakan Trump. Hal itu disampaikan sebelum pertemuan di Paris, Minggu, dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kegiatan itu akan dilanjutkan dengan pertemuan bersama menteri luar negeri Eropa di Brussels.

"Saya mendengar (Eroph) menyuarakan kecaman terhadap pengumuman bersejarah Presiden Trump tetapi saya tidak pernah mendengar kecaman apa pun atas tembakan roket terhadap Israel yang terjadi [selepas pengumuman] dan penghasutan mengerikan terhadap kami," kata Netanyahu.

Sementara itu, di dalam negerinya sendiri, Netanyahu sedang menghadapi tudingan terkait skandal korupsi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper