Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waktu Belajar Sekolah 5 Hari, Reaksi Penolakan Muncul

Usulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengubah waktu belajar dari 6 hari, menjadi 5 hari mendapat beberapa tanggapan. Ada yang menyebut, wacana itu justru akan menganggu proses pendidikan di madrasah.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kedua kanan) dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (kanan) menyimak pembacaan dongeng saat acara Gemar Baca dalam rangka Hari Buku Nasional di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5). Presiden dalam kesempatan tersebut membacakan dongeng Lutung Kasarung didepan ratusan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasar
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kedua kanan) dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (kanan) menyimak pembacaan dongeng saat acara Gemar Baca dalam rangka Hari Buku Nasional di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5). Presiden dalam kesempatan tersebut membacakan dongeng Lutung Kasarung didepan ratusan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasar

Kabar24.com, JAKARTA — Usulan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengubah waktu belajar dari 6 hari, menjadi 5 hari mendapat beberapa tanggapan. Ada yang menyebut, wacana itu justru akan menganggu proses pendidikan di madrasah.

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi mengatakan bahwa kebijakan 5 hari sekolah yang akan diterapkan mulai tahun ajaran 2017—2018 bisa mematikan madrasah selain tidak memahami kearifan lokal.

"Kebijakan perubahan jam sekolah itu dirasa jauh dari rasa keadilan, tidak memahami kearifan lokal serta tidak menghargai sejarah keberadaan lembaga pendidikan di masyarakat yang sudah berkembang dan berlangsung jauh sebelum kemerdekaan," ujarnya, Minggu (11/6/2017).

Dengan akan diberlakukannya 5 hari sekolah, otomatis jam pelajaran bertambah dan siswa pulang ketika sore hari. Jika kebijakan menambah durasi diruang kelas itu diterapkan maka hal itu akan mematikan lembaga pendidikan seperti Madrasah Diniyyah. Padahal, Madrasah Diniyyah misalnya, sudah terbukti selama ini menjadi pusat pembentukan karakter anak.

Menurut anggota Komisi I DPR itu, sistem dan proses belajar mengajar yang sekarang ini sudah berjalan dengan baik. Pengayaan jam pelajaran di luar sekolah melalui kursus, pengajian, Madrasah Diniyyah dan sebagainya sudah berjalan dengan baik.

"DPP PPP memerintahkan Fraksi PPP di DPR untuk menolak kebijakan ini dan meminta menteri untuk mengklarifikasi kebijakan ini secara serius," ujarnya.

Menurutnya, kebijakan memaksakan perubahan jam belajar siswa sekolah akan memunculkan kegaduhan baru. Untuk itu pihaknya meminta Mendiknas untuk mengurungkan kebijakan itu.

Senada dengan PPP, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menolak kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendy itu.

Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Sa'adi mengaku khawatir kebijakan itu akan membuat banyak madrasah yang tutup.

Demikian juga, lanjut dia, pengajar di madrasah diniyah akan kehilangan pekerjaan.

"Hal ini sangat menyedihkan dan akan menjadi sebuah catatan kelam bagi dunia pendidikan Islam di negeri yang berdasarkan Pancasila," kata Zainut dalam keterangan tertulisnya.

Untuk itu, ujar Zainut, MUI menolak penerapan sistem belajar lima hari yang akan diberlakukan mulai tahun ajaran baru 2017—2018.

"Untuk hal tersebut, MUI meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk mengkaji ulang kebijakan tersebut," ujar Zainut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper