Kabar24.com, MOSUL - Warga sipil yang berada di wilayah yang diduduki milisi ISIS benar-benar berada dalam kondisi dilema.
Diam bersama mereka, berisiko menjadi sasaran serangan udara Amerika. Kabur dari kekuasaan ISIS juga harus siap dengan risiko terburuk, yakni tewas ditembak,
Sejumlah jasad warga sipil yang terbunuh dalam dua hari terakhir ketika melarikan diri dari wilayah yang dikuasai ISIS di Mosul nampak tergeletak pada Sabtu di sebuah jalan dekat garis depan dengan pasukan bersenjata Irak, seorang awak TV Reuters melaporkan.
Jasad-jasad itu terdiri atas pria, perempuan dan anak-anak. Tas-tas yang mereka bawa dan berisi berbagai barang terserak di sekitar jalan menuju distrik Zanjili, salah satu kawasan yang masih dikuasai IS di Mosul.
"Selama dua hari terakhir ISIS menembak orang-orang yang melarikan diri dari kawasan ini," kata Dave Eubank, dari kelompok perhimpunan pertolongan Free Burma Rangers, yang berbicara dari sebuah gedung yang mengarah ke garis depan di Zanjili.
"Saya lihat lebih 50 jasad kemarin, kami bekerja dengan orang-orang Amerika dan sebuah tank Irak, dan berada di belakang mereka dan kami menyelamatkan seorang anak perempuan dan satu pria," kata dia kepada Reuters.
"Tetapi masih ada lagi di sana." Ratusan lainnya berusaha mencapai kawasan yang dikuasai pasukan pemerintah, sejumlah orang luka-luka dan beberapa yang membawa jasad-jasad dalam selimut-selimut, menangis dan berteriak.
Seorang pria membawa seorang anak yang pingsan." Dari sebuah gedung dekat dengan kawasan itu tempat para warga sipil dibunuh, seorang pria dapat terlihat bersembunyi di balik dinding, mencoba mencari jalan keluar dengan bantuan seorang prajurit Irak yang datang untuk menyelamatkannya.
Seorang pemuda mengatakan ia menderita luka-luka di bagian tangan beberapa hari lalu ketika serangan udara mengenai sekelompok warga sipil yang mengumpulkan air karena seorang petempur IS bersembunyi di antara mereka.
"Kami satu kelompok warga sipil yang berjumlah 200 hingga 300, seorang petempur Daesh (IS) berada di antara kami dan serangan pesawat tempur mengenai kami, kami semua cedera tetapi petempur itu meloloskan diri," katanya.
Pasukan pemerintah Irak menguasai kembali bagian timur Mosul pada Januari dan memulai operasi baru pada 27 Mei untuk menguasai lagi sisa-sisa kantung yang dikendalikan IS di sisi bagian barat kota itu, tempat sekitar 200.000 orang terjebak dalam kondisi yang mencekam.
Ofensif untuk merebut Mosul mulai pada Oktober dengan dukungan serangan udara dan darat dari koalisi internasional pimpinan AS. Operasi itu berjalan lebih lama daripada yang diperkirakan.