Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump: Penyelidikan Skandal Russia Picu Disintegrasi AS

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Kamis (18/05), menyatakan penyelidikan terhadap kemungkinan bahwa kampanyenya berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pemilu tahun lalu telah memecah belah negara itu.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersama penasehat keamanannya H.R. McMaster (kiri)./Reuters
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersama penasehat keamanannya H.R. McMaster (kiri)./Reuters

Kabar24.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Kamis (18/05), menyatakan penyelidikan terhadap kemungkinan bahwa kampanyenya berkolusi dengan Rusia untuk memenangkan pemilu tahun lalu telah memecah belah negara itu.

“Saya menghargai langkah itu, tetapi hal itu secara keseluruhan merupakan penyelidikan yang tidak penting,” ungkap pemimpin Amerika Serikat (AS) itu ketika ditanya tentang pencalonan penasihat khusus untuk menyelidiki dugaan campur tangan Rusia, menurut AFP.

“Saya pikir itu memecah-belah negara,” katanya dalam sebuah konferensi pers gabungan dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos. “Tidak ada kolusi antara saya sendiri dan kampanye saya, tetapi saya bisa selalu berbicara untuk diri saya sendiri, dan Rusia - nol.”

Badan intelijen AS menduga bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatur kampanye besar untuk memenangkan pencalonan Trump dalam pemilu presiden Amerika Serikat, pada November lalu.

Penunjukan mantan Kepala FBI, Robert Mueller, Rabu, oleh Kementerian Kehakiman Amerika Serikat, untuk memimpin penyelidikan federal terhadap masalah itu dilakukan saat presiden dituduh berusaha menghentikan penyelidikan.

Kekhawatiran itu dipicu pemecatan pendahulu Mueller sebagai direktur FBI, James Comey, dan dugaan bahwa Trump sebelumnya menekan Comey atas penyelidikan tersebut.

Ketika ditanya langsung apakah dia telah meminta Comey - seperti yang dilaporkan - untuk membatalkan penyelidikan terhadap hubungan Rusia dari penasihat keamanan nasionalnya yang dipecat, Michael Flynn, Trump berang: "Tidak. Pertanyaan selanjutnya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper