Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mahasiswa UGM dan ITB Ikut Kompetisi Asia Young Designer Award

Mahasiswa UGM dan ITB berkompetisi di Asia Young Designer Award yang berlangsung pada Maret 2017 di Yogyakarta. Dalam kompetisi desain tersebut, keduanya akan bersaing dengan peserta dari 14 negara diantaranya, Jepang, China, Hong Kong, Taiwan, India, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, Vietnam, dan Papua Nugini.
Universitas Gadjah Mada (UGM)/ugm.ac.id
Universitas Gadjah Mada (UGM)/ugm.ac.id

Bisnis.com, JAKARTA - Mahasiswa UGM dan ITB berkompetisi di Asia Young Designer Award yang berlangsung pada Maret 2017 di Yogyakarta. Dalam kompetisi desain tersebut, keduanya akan bersaing dengan peserta dari 14 negara diantaranya, Jepang, China, Hong Kong, Taiwan, India, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Sri Lanka, Bangladesh, Pakistan, Vietnam, dan Papua Nugini.

Kedua mahasiswa tersebut adalah Nahja Akbar Khalid dari ITB dan Anisa Yuli Rahmanita dari UGM. 

Sebelum mewakili Indonesia dalam kompetisi tahunan tingkat Asia itu, Nahja dan Anisa harus bersaing dengan 600 karya yang masuk dan melakukan presentasi di hadapan 11 juri. Jumlah karya peserta kompetisi yang diselenggarakan Nippon Paint itu, meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 400 karya.

Nahja, pemenang kategori Design Interior, memaparkan karya desainnya berjudul Kartaka[S]pace.Desain Kartaka[S]pace terinspirasi dari Gunung Krakatau, iklim tropis Indonesia, dan semangat gotong royong masyarakatnya. Konsep ini diimplementasikan pada proyek co-working space untuk 16 sub sektor ekonomi kreatif.

Dari perpaduan tiga insipirasi tersebut, Nahja ingin menghadirkan nuansa tropical funvironment.Dimana co-working space sebagai wadah pekerja kreatif tidak hanya efektif dan efisien, tetapi juga menghadirkan unsur alam dan ramah lingkungan.

"Desain ini diimplementasikan pada gedung tiga lantai, open space, dan terdapat satu pohon di tengah bangunan yang berfungsi sebagai pusat bangunan," jelas Nahja.

Adapun, Anisa, pemenang kategori Arsitektur, mengusung konsep Zero Waste Educational Park. Pada konsep ini, Anisa menggabungkan persoalan sampah dan keberadaan ekosistem mangrove di tengah bangunan atau taman. Pemanfaatkan sampah salah satu contonya melalui botol bekas yang telah diolah dan digunakan sebagai sebagai material fasad.

"Ide awalnya ketika jalan-jalan ke hutan Mangrove di Bali, ternyata di dalamnya ada Tempat Pembuangan Akhir sampah. Kemudian terpikir menjadikan persoalan ini sebagai proposal desain tentang bagaimana arsitektur menyelesaikan persoalan itu," tuturnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper