Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Memperkuat Daya Saing, Indonesia Butuh SDM Inovatif

Sumber daya manusia yang inovatif untuk meningkatkan daya saing yang dilatih sejak berada dibangku SMA/SMK sangat dibutuhkan guna menciptakan lapangan kerja.
Ilustrasi Pelajar mengantre untuk melakukan tes kesehatan saat proses penerimaan sisiwa didik baru jalur reguler di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Yogyakarta/Antara
Ilustrasi Pelajar mengantre untuk melakukan tes kesehatan saat proses penerimaan sisiwa didik baru jalur reguler di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Yogyakarta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Sumber daya manusia yang inovatif untuk meningkatkan daya saing yang dilatih sejak berada dibangku SMA/SMK sangat dibutuhkan guna menciptakan lapangan kerja.

Ketua Majelis Amanah Mathla'ul Anwar KH Irsjad Djuwaeli mengatakan, pendidikan di sekolah menengah kejuruan (SMK) tidak bisa lagi berorientasi mencari pekerjaan setelah lulus.

"Namun bagaimana dengan keahlian yang dimilikinya mampu menciptakan lapangan kerja," ungkapnya.

Irsjad Djuweli menjelaskan, mengenai hasil pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

"Presiden memberikan perhatian khusus kepada lulusan SMK agar dapat membuka bengkel sendiri, mampu membuka sanggar seni, salon kecantikan, dan lain sebagainya untuk itu pemerintah siap untuk memberikan dukungan berupa pengadaan peralatan praktikum."

Djuweli mengatakan dalam pertemuan tersebut Kris Suyanto selaku anggota Majelis Amanah Mathla'ul Anwar bidang pengembangan Riset dan Teknologi menyampakan presentasi kepada presiden mengenai usulan pengembangan teknologi yang mampu melibatkan sumber daya manusia yang ada di daerah-daerah.

Djuweli mengatakan Indonesia sudah memasuki masyarakat ekonomi Asean, sehingga sudah saatnya kemampuan SDM di daerah-daerah terus ditingkatkan agar mampu bersaing agar tidak lagi menjadi pasar negara lain.

Salah satu yang menjadi perhatian presiden dalam pertemuan tersebut kata Djuweli terkait dengan pemerataan dan percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia, khususnya kawasan perbatasan dan Papua dengan menggunakan teknologi karya bangsa sendiri.

Mengenai usulan pengembangan teknologi inovasi karya anak negeri yg mampu meningkatkan daya saing bangsa di pasar global, Kris yang keseharian juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Katama, pemegang paten pondasi ramah gempa konstruksi sarang laba-laba (KSLL) temuan almarhum Sutjipto bersama Mathlaul Anwar dan para akademisi dari ITB ITS dan Undip, serta atas dukungan pemerintah, khususnya Kementrian Ristek Dikti, PUPR dan Perhubungan

Salah satu inovasi berikut yang telah dikembangkan bersama kalangan akademis dan Kementerian Ristek Dikti adalah teknologi Jalla (Jaring Laba-Laba).

Melalui teknologi ini bahkan telah melahirkan Dr. Helmy Darjanto ahli sipil yang mengkhususkan diri dibidang teknologi tersebut.

Kris berharap teknologi Jalla ini dapat menjadi solusi percepatan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia khususnya daerah perbatasan dan Papua yang selama ini menjadi program Presiden Joko Widodo dan Wakil Presien Jusuf Kalla.

Melalui infrastruktur yang kuat maka Indonesia akan mampu meningkatkan daya saing terutama dengan masuknya ke pasar global dan masyarakat ekonomi Asean.

Djuweli menambahkan, presiden sangat antusias dengan program yang diusulkan MA meliputi bidang pendidikan dan pembangunan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper