Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Golkar Wacanakan Pembentukan Dewan Penasehat. Ini Pangkal Masalahnya

Politisi Partai Golkar Ahmadi Noor Supit memandang wacana pembentukan dewan penasehat sebagai salah satu cara untuk mengakomodir para tokoh senior dalam internal Partai Golkar.
Akbar Tandjung (kiri), Aburizal Bakrie (tengah), Ginandjar Kartasasmita (kanan)/Antara
Akbar Tandjung (kiri), Aburizal Bakrie (tengah), Ginandjar Kartasasmita (kanan)/Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Politisi Partai Golkar Ahmadi Noor Supit memandang wacana pembentukan dewan penasehat sebagai salah satu cara untuk mengakomodir para tokoh senior dalam internal Partai Golkar.

“Wacana (dewan penasehat) mungkin saja ada, karena banyaknya tokoh yang ingin menjadi ketua dewan pertimbangan. Kan gak semua bisa diakomodir,” tandasnya.

“Misalnya, semua pihak ingin jadi ketua wantim, Bang Akbar masih ingin tetap jadi wantim, Bang Ical, Bang Agung juga, nah yang begini-begini ini kan nanti bisa dibuatkan lembaga lain supaya bisa jadi ketua. Itu hanya wacana, masih belum tentu,” tambahnya.

Menurutnya, jika elite partai Golkar membentuk dewan penasehat, maka AD/ART Partai Golkar pun harus direvisi.

“Ya itu kan masih wacana, harus ada perubahan AD/ART, perubahan AD/ART itu kan panjang urusannya,” tambahnya.

Meski masih wacana, Supit mengatakan pembentukan dewan penasehat nantinya juga akan dibahas dalam Munas mendatang.

Fungsi dewan penasehat itupun menurut ketua badan anggaran DPR, nantinya tidak jauh berbeda dengan fungsi dewan pertimbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper