Kabar24.com, YOGYAKARTA-- Salah seorang penumpang helikopter tipe EC 130 yang jatuh di Danau Toba, Sumatra Utara, Fransiskus Susbihardayan, menceritakan detik-detik menjelang kecelakaan pada Minggu (11/10/2015).
Selama tiga hari dia berusaha menyelamatkan diri dengan menggunakan pelampung dan jok helikopter.
Alumnus SMK Penerbangan AAG Adisutjipto itu menceritakan perjuangannya untuk bertahan hidup saat kecelakaan itu, di rumahnya di Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (20/10/2015).
Pada Minggu (11/10/2015), Frans menumpang helikopter dari Samosir tujuan Medan bersama pamannya, Sugianto. Dia duduk di baris belakang. Sekitar pukul 11.30 WIB, helikopter berangkat untuk menempuh perjalanan selama satu jam tiga puluh menit menuju Ibu Kota Sumatra Utara tersebut.
Baru lima menit mengudara, tiba-tiba kabut menghadang dan menutup jarak pandang. Saat itu posisi helikopter sekitar 3.000 kaki di atas permukaan laut. Frans merasakan helikopter sempat berbelok ke kiri dua kali sebelum oleng dan jatuh menabrak air.
Ketika terjatuh, dia dan lima penumpang lainnya dalam keadaan selamat. Menggunakan pelampung dan jok helikopter mereka berupaya menyelamatkan diri.
“Ada kursi yang bisa dilepas dan kami berpegangan supaya bisa mengapung,” katanya.