Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ASEAN Roundtable Forum: Pancasila Menarik Perhatian Peserta

Salah satu presentasi menarik dalam ASEAN Roundtable Forum adalah dari Nazaruddin Nasution, M.A tentang Moderate Islam and Pancasila in Indonesia. Hanya Indonesia di forum itu diberikan waktu khusus mempresentasikan ideologi negaranya.
ASEAN Roundtable Forum dihadiri 80 orang penggiat ASEAN dan para pakar dari seluruh negara ASEAN.
ASEAN Roundtable Forum dihadiri 80 orang penggiat ASEAN dan para pakar dari seluruh negara ASEAN.

Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu presentasi menarik dalam ASEAN Roundtable Forum adalah dari Nazaruddin Nasution, M.A tentang Moderate Islam and Pancasila in Indonesia. Hanya Indonesia di forum itu diberikan waktu khusus mempresentasikan  ideologi negaranya.

“Kita harus berterima kasih pada seluruh pendiri Indonesia yang telah mewariskan Pancasila”, ujar Nazaruddin setelah presentasinya di Ruangan Treaty, Kementerian Luar Negeri Malaysia pada Minggu (04/10/2015), seperti dikutip siaran pers ASEAN Roundtable Forum.

Nazaruddin Nasution (74 tahun) yang merupakan teman akrab almarhum Nurcholish Madjid ini menjelaskan satu persatu sila dalam Pancasila. Sayang waktunya yang dibatasi menjadikan penjelasan kurang maksimal, padahal seisi ruangan antusias menyimak.

Mantan Dubes RI untuk Kamboja ini juga mengakui bahwa di Indonesia juga ada konflik seperti di negara-negara lain, namun jika diteliti lebih dalam, konflik-konflik itu lebih karena politik dan ekonomi, bukan karena perbedaan agama.

Nazaruddin memberikan banyak contoh bahwa Pancasila berhasil mempersatukan segala perbedaan di Indonesia hingga kini. Mantan aktivis ini berharap agar anak-anak muda Indonesia mampu menjelaskan Pancasila kepada teman-temannya di ASEAN.

“Pancasila ini dapat dibaca dan dipelajari oleh anak-anak muda di ASEAN, karena mengandung nilai-nilai yang jika dipraktekan dengan baik akan mampu menjaga perdamaian ASEAN dan dunia”, Kata Nazaruddin Nasution yang juga penulis buku Dari Aktivis Menjadi Diplomat ini.

Usulan lain dari Indonesia dalam forum itu adalah perlunya memaksimalkan pemanfaatan internet dan media sosial untuk integrasi ASEAN. Hal ini disampaikan oleh Hariqo Wibawa Satria dari Komunitas Peduli ASEAN (@ASEANcom2015).

Menurut Hariqo Wibawa, media sosial dapat mempercepat integrasi ASEAN yang produktif, namun media sosial juga bisa merusak integrasi ASEAN.

“Bukan hal yang tidak mungkin, jika pemicu ketegangan antarnegara ASEAN terjadi karena media sosial, atau bisa saja ada pihak yang ingin ASEAN tidak stabil, kita harus cek segala informasi yang disebarkan tentang suatu negara,” kata Hariqo.

Karena itu ia mengusulkan agar ada semacam kesepahaman untuk menggunakan media sosial dengan benar di ASEAN. “Di media sosial kita juga bisa cek berapa banyak yang membicarakan, mengkritik ASEAN”, Ungkap Hariqo.

ASEAN Roundtable Forum dihadiri 80 orang penggiat ASEAN dan para pakar dari seluruh negara ASEAN. Kegiatan ini diadakan Institute of Diplomacy and Foreign Policy Relations (IDFR) di Kementerian Luar Negeri Malaysia, Jalan Wisma Putra, 50460 Kuala Lumpur, Malaysia.Diundang juga dari Indonesia, Ibrahim Yusuf (Chairman of Executive Board of ICWA), Dr. Musni Umar (Sosiolog dan Eminent Persons Group), Diana Putri Arini (Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta).

Ibrahim Yusuf memandu diskusi tentang peran NGO di ASEAN, sedangkan Musni Umar mempresentasikan Democracy and Human Right in Indonesia. Kegiatan ini telah berakhir Minggu sore ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper