Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMKG: Masuk Musim Hujan, Waspadai Puting Beliung

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selain banjir dan longsor, warga diimbau waspadai ancaman puting beliung.

Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan selain banjir dan longsor,  warga diimbau waspadai ancaman puting beliung.

“Sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim penghujan pada Desember 2014,” tuturnya Jumat (14/11/2014).

BMKG memprediksi musim penghujan mundur satu bulan, yang seharusnya sudah mulai pada November 2014 dan diperkirakan musim hujan normal.

Menurutnya selain, banjir dan longsor yang akan mengancam, puting beliung juga perlu diwaspadai. Tren bencana puting beliung terus meningkat signifikan di Indonesia. Selama 2003 hingga 2013, kejadian puting beliung meningkat 1.577%.

Dampak yang ditimbulkan 303 orang meninggal, 252.877 orang menderita, 29.108 rumah rusak berat, 13.184 rumah rusak sedang, 89.576 rumah rusak ringan, dan ratusan fasum rusak.

Berbeda dengan bencana lain, seperti banjir, longsor, gempa, tsunami, yang lokasinya mudah dikenali. Daerah rawan puting beliung sulit dikenali karena terkait dengan dinamika atmosfer. Waktu kejadiannya pun juga tergantung pada kondisi atmosfer lokalnya.

Contohnya puting beliung yang menerjang Kab Magelang pada Selasa (11/11/2014) yang diawali mendung tebal pukul 14.00 Wib,” katanya.

Namun, hujan deras disertai puting beliung berlangsung pada pukul 24.00 Wib. Dampaknya, 4 orang luka ringan dan 396 rumah rusak di 7 kecamatan.

Di Boyolali, bencana puting beliung pada 7-11-2014 pukul 15.00 Wib menyebabkan 1.578 rumah rusak meliputi 280 rusak berat, 357 rusak sedang, dan 941 rusak di ringan di 4 kecamatan.

“Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada, di mana puncak puting beliung diperkirakan pada November 2014 hingga Januari 2015 sesuai pola hujannya,” tuturnya Jumat (14/11/2014).

Menurutnya, pola hujan di Indonesia memiliki tiga tipe yakni monsunal, ekuatorial, dan lokal. Sebagian wilayah Riau, Sumsel, Jambi, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalsel dan Kalteng memiliki tipe hujan monsunal, dengan puncak hujan pada Januari.

Tipe  hujan ekuatorial terdapat di wilayah seperti  Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Kalbar, Kaltim, Sulawesi, Malut dan Papua, dan puncak hujan pada November sedangkan di Maluku dan Sorong Papua Barat tipe lokal puncak jatuh pada Juni hingga Juli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fitri Rachmawati
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper