Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TRAGEDI 1965: Sekber 65 Klaim Walikota Solo Setuju Rekonsiliasi

Sekber 65 mengklaim Walikota Solo FX Rudyatmo telah membuka jalan pelaksanaan rekonsiliasi lokal antara Pemkot Solo dan warga korban peristiwa 1965.
Garis polisi/Ilustrasi
Garis polisi/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Sekber 65 mengklaim Walikota Solo FX Rudyatmo telah membuka jalan pelaksanaan rekonsiliasi lokal antara Pemkot Solo dan warga korban peristiwa 1965.

Koordinator Sekber 65 Jawa Tengah, Winarso, mengatakan Walikota meminta Sekber 69 untuk menyusun konsep dan kerangka proses rekonsiliasi.

Saat ini, jelasnya, beberapa perwakilan dari Sekber 65 tengah berkonsultasi dengan UNS dalam penyusunan konsep rekonsiliasi yang paling tepat.

“Walikota meminta konsepnya seperti apa, kita sedang menyusun konsepnya bekerja sama dengan UNS,” katanya usai acara seminar ‘Masa Depan Penyelesaian HAM di Indonesia Pasca Pemilu’, Senin (25/8/2014).

Winarso memaparkan pada intinya Sekber 65 menginginkan pengakuan dari Pemkot Solo tentang kejadian pelanggaran HAM berat dalam peristiwa 1965.

Selain itu, Sekber 65 meminta rehabilitasi nama baik dan penghapusan diskriminasi atas korban beserta keluarga korban perisitiwa pasca kejadian G 30/S PKI tersebut.

“Hak-hak bagi korban 1965 dikembalikan dan pemulihan nama baik. Hak pribadi, selama ini mereka kan distigma macam-macam,” kata Winarso.

Wakil Koordinator Kontras Bidang Advokasi, Yanti Andriyani, mengatakan proses rekonsiliasi lokal bisa mendorong pemerintah pusat untuk melakukan rekonsiliasi di tingkat nasional.

Dia memaparkan proses rekonsiliasi lokal telah terjadi di kota Palu, Sulawesi Tengah melalui permintaan maaf dari Walikota Palu kepada para korban peristiwa 1965.

“Ini harus segera dirumuskan oleh ahli yang kompeten. Jangan sampai peluang ini hilang. Ini akan menyentil pemerintah di tingkat nasional.” kata Yanti.

Ketua PCNU Solo Hilmi Ahmad Sakdilla juga menyarankan agar Sekber 65 mempercepat proses penyusunan konsep rekonsiliasi tingkat lokal.

“Harus segera ada tim kecil, diskusi dengan pihak penguasa jangan seminar seperti ini saja. Harus segera ada negosiasi,” kata Hilmi.

Sekitar 150 orang korban dan keluarga peristiwa 1965 hadir dalam Seminar Masa Deepan Penyelesaian HAM di Indonesia Pasca Pemilu yang digelar Sekber 65.

Para korban yang seluruhnya telah berusia lanjut tersebut datang dari berbagai kota di Jawa Tengah sepertii Purbalingga, Cilacap, dan Semarang.

Seminar tersebut juga dihadiri oleh beberapa guru sejarah dari Solo, mahasisiwa perguruan tinggi di Solo, organisasi buruh Solo, dan organisasi pedagang kaki lima Solo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ismail Fahmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper