JAKARTA: Area pertambangan emas tradisional milik masyarakat di Desa Hutajulu, Kecamatan Huta Bargot, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Sumatra Utara (Sumut). Satu orang korban tewas telah dievakuasi, tetapi puluhan orang penambang diperkirakan masih menjadi korban yang belum dapat dievakuasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah Rizfan Juliardi seperti dikutip Antarasumbar.com mengatakan sejumlah penambang diyakini tertimbun karena longsor tersebut.
"Baru satu yang ketemu, yang lain masih tertimbun," katanya.
Sementara itu Camat Hutabargot, Hendra P Batubara AP, Seperti dikutip harianmandiri.com, juga membenarkan kejadian itu.
Kapolsek Panyabungan, AKP E Zalukhu , juga belum bisa memastikan jumlah korban dari kejadian itu. “Kita belum tahu berapa orang semuanya,” kata Zalukhu yang mengaku sedang dalam perjalanan menuju TKP.
Kejadian longsor ditambang emas tradisional itu sekitar pukul 01.00-02.00 WIB Senin dini hari.
Lomo Lubis, salah seorang warga yang turut melakukan evakuasi, seperti dikutip dari Jurnal Nasional, mengatakan dugaan awal longsor terjadi, karena kondisi tanah yang tidak kuat. Sehingga ketika longsong terjadi, puluhan penambang tidak bisa menyelamatkan diri. Diduga puluhan penambang berjumlah 50 orang ini, terjepit didalam lubang sedalam 140 meter, dan hingga Senin petang belum diketahui statusnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Jurnal Nasional, puluhan penambang emas tradisional itu berasal dari Desa Sigalapang, Desa Panyabungan, dan Desa Sibagunung.
Tambang emas Hutabargot sudah ada lebih dari 10 tahun. Meski sudah ada larangan dari Pemkab Madina, tetapi warga masih saja melakukan penambangan tanpa alat pengaman yang memadai. Kejadian ini sendiri bukan yang pertama kali terjadi.
Pada 2011, kejadian longsor juga membuat empat orang penambang emas di Kecamatan Huta Bargot.
(faa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
