Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengunjungi Rumah Sakit Soroka, Be’er Sheva yang mengalami kerusakan akibat tembakan misil dari Iran.
Mengutip laman resmi pemerintah Israel pada Jumat (20/6/2025), Netanyahu berkunjung pada Kamis, 19 Maret 2025 dan didampingi oleh Menteri Kesehatan serta Wali Kota Be’er Sheva.
“Saya berada di Rumah Sakit Soroka di Be’er-Sheva, bersama dengan Menteri Kesehatan, Wakil Menteri Almog Cohen—seorang penduduk wilayah Selatan—dan juga, bukan untuk pertama kalinya, direktur Rumah Sakit Soroka. Kita bisa melihat perbedaan yang jelas di sini,” beber dia.
Netanyahu mengklaim perbedaan yang terlihat jelas di sini adalah target dari masing-masing negara. Israel, katanya, hanya menargetkan program nuklir dan misil Iran.
Sementara, lanjutnya, Iran sampai menyerang rumah sakit di Israel, tempat yang bahkan orang-orang tidak bisa bangun dan melarikan diri. Dia juga menyoroti serangan Iran ini mengenai bangsal anak-anak dan bayi.
“Kami menyerang dengan presisi target-target dari program nuklir dan misil, dan mereka menyerang bangsal anak-anak di sebuah rumah sakit. Itu sudah menjelaskan segalanya,” tuturnya.
Baca Juga
Sebab itu, dia menilai bahwa perbedaan mendasar antara Israel dengan Iran dan sekutu-sekutunya terletak pada moralitas tindakan. Dia melihat bahwa Iran dan sekutunya adalah ‘pembunuh’ yang bertujuan menghancurkan Israel dan membunuh rakyat Yahudi.
Dengan demikian, Netanyahu mengklaim setidaknya tindakan militer atau pertahanan Israel saat ini bersifat legal dan defensif untuk menyelamatkan diri dari Iran.
“Itulah perbedaan utama antara demokrasi yang mengambil tindakan sah untuk menyelamatkan diri dari para pembunuh ini dan para pembunuh ini yang tujuannya adalah untuk menghancurkan kita semua. Masing-masing dari kita, sampai yang terakhir di antara kita. Saya rasa itu sudah menjelaskan segalanya,” singgungnya.