Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mensesneg Ungkap Persyaratan Daerah Rehabilitasi Warga Gaza di Indonesia

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa rencana evakuasi dan penampungan warga Gaza di Indonesia telah disiapkan.
Warga Palestina berjalan untuk kembali ke pemukiman mereka di sisi timur Khan Younis setelah pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 30 Juli 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Warga Palestina berjalan untuk kembali ke pemukiman mereka di sisi timur Khan Younis setelah pasukan Israel menarik diri dari daerah tersebut, di Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, 30 Juli 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan rencana evakuasi dan penampungan sejumlah warga Gaza, Palestina di Indonesia telah disiapkan. Langkah itu diklaim sebagai bagian dari inisiatif kemanusiaan yang diusulkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk membantu warga sipil Gaza yang terdampak konflik berkepanjangan.

“Ya, itu kan memang kehendak dari Bapak Presiden, yang menawarkan bahwa jikalau diperlukan, kami siap,” ucapnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (21/4/2025).

Lebih lanjut dia menambahkan, lawatan Presiden Prabowo ke Timur Tengah baru-baru ini juga dimaksudkan untuk mendiskusikan tawaran tersebut secara langsung dengan para pemimpin kawasan.

Meski demikian, Prasetyo mengakui bahwa realisasi teknis dari rencana tersebut tidaklah mudah. Dia menegaskan bahwa pemerintah tengah menyesuaikan kesiapan fasilitas dalam negeri, terutama terkait lokasi penampungan dan layanan kesehatan bagi warga Gaza yang akan direhabilitasi.

“Karena kalau rehabilitasi dari sisi kesehatan kan tentunya, pasti kita pilih tempat-tempat yang secara peralatan juga memungkinkan, secepat mungkin membantu rehabilitasi saudara-saudara kita dari Gaza,” tuturnya.

Prasetyo juga mengonfirmasi bahwa secara prinsip, sejumlah negara Timur Tengah yang dikunjungi Presiden, termasuk Palestina, menyambut baik tawaran Indonesia.

Namun, dia menggarisbawahi pentingnya koordinasi teknis yang masih terus berjalan melalui Kementerian Luar Negeri.

Menanggapi keberatan dari Pemerintah Turki terhadap inisiatif ini, Prasetyo menilai perbedaan pandangan antarnegara adalah hal yang wajar.

“Ya, kan kalaupun ada yang menyatakan tidak setuju bukan berarti kemudian apa yang menjadi kehendak dari pemerintah Indonesia itu tidak kita lanjutkan, kan. Karena semangatnya kan memang kita mau membantu. Bahwa ada satu negara yang belum setuju ya nggak ada masalah juga,” imbuhnya.

Dia menegaskan bahwa semangat utama dari inisiatif tersebut adalah keinginan tulus untuk membantu sesama.

“Masing-masing kan punya ini sendiri-sendiri. Makanya juga kemudian Bapak Presiden tidak gegabah juga kan di dalam memberikan penawaran terhadap kehendak pemerintah kita,” pungkas Prasetyo. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akbar Evandio
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper