Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesan Paskah 2025, Kardinal Suharto Soroti Kondisi Politik dan Ekonomi

Perayaan Paskah tahun 2025 diwarnai dengan situasi kondisi sosial, politik dan ekonomi yang dinilai tidak menggembirakan.
Uskup Ignatius Kardinal Suharyo memimpin ibadah Misa Syukur Perayaan Ekaristi Kudus di Jakarta, Sabtu (5/10/2024)/Bisnis/Himawan L Nugraha
Uskup Ignatius Kardinal Suharyo memimpin ibadah Misa Syukur Perayaan Ekaristi Kudus di Jakarta, Sabtu (5/10/2024)/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Perayaan Paskah tahun 2025 diwarnai dengan situasi kondisi sosial, politik dan ekonomi yang dinilai tidak menggembirakan. Padahal seharusnya, peringatan Paskah tahun ini menjadi istimewa karena bersamaan dengan Tahun Yubileum. 

Hal itu diungkapkan oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharto dalam pesan Paskah 2025 yang berlangsung hari ini, Minggu (20/4/2025).

"Ada banyak protes yang terjadi dan kekhawatiran di masyarakat. Gereja terus mendorong penguatan demokrasi dan pelindungan hak sipil yang menjamin kebebasan berpendapat dan berkumpul," ujar Kardinal Suharyo.

Kardinal Suharyo juga menyoroti kondisi ekonomi yang dinilai tidak baik-baik saja. Dia menyinggung tentang pengangguran yang meningkat akibat gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah daerah. Menyitir data dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), angka PHK mencapai 40.000 orang pekerja selama Januari-Februari 2025.

"Dampak lain juga dirasakan rakyat, seperti kebutuhan dasar masyarakat tidak terpenuhi, kemampuan daya beli menurun, lapangan kerja semakin menyusut," ujar Uskup Agung Jakarta. 

Oleh sebab itu, sejalan dengan peneguhan sikap menjadi 'peziarah pengharapan' di Tahun Yubileum, Keuskupan Agung Jakarta mengajak para pemimpin bangsa untuk sungguh-sungguh menjalankan program serta kebijakan yang mampu memenuhi hak-hak dasar warga negara. Seperti pendidikan, layanan kesehatan, penyediaan lapangan kerja serta kualitas hidup yang terjaga dan kian meningkat. 

"Keuskupan Agung Jakarta meminta kebijakan–kebijakan pemimpin semakin memberikan rasa aman, baik secara sosial, ekonomi dan politik sebagai jantung kebangsaan Indonesia," lanjut Uskup Agung Jakarta. 

Masyarakat pun diminta untuk memperkuat rasa solidaritas kemanusiaan. Hal itu tertuang dalam pesan Injil Ibadaha Jumat Agung. 

Aksi nyata dibutuhkan untuk menolong tetangga yang mengalami kesulitan ekonomi, memberi pekerjaan bagi yang terdampak PHK, membangun dapur umum, menambah pemberian gizi, memerhatikan anak-anak penderita stunting hingga level RT/RW, serta membangun kembali koperasi sebagai usaha bersama.  

"Keuskupan Agung Jakarta juga mengajak semua komponen bangsa, para pemuka agama, penggiat lintas iman dan penggerak sektoral  untuk gotong royong, bahu membahu mengatasi persoalan–persoalan bangsa yang muncul sekarang ini. Mengajak untuk meneguhkan kembali komitmen untuk bersama–sama mewujudkan bangsa yang adil, makmur, dan sejahtera," demikian tutur Uskup Agung Jakarta. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Editor : Edi Suwiknyo
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper