Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto mengemukakan capaiannya berhasil melakukan efisiensi anggaran senilai kurang lebih US$20 miliar atau sekitar Rp300 triliun selama 100 hari kepemimpinannya.
Uang itu semula akan digunakan untuk berbagai macam program prioritas. Salah satunya adalah makan bergizi gratis atau MBG.
Namun demikian, jika mencermati pernyataan Prabowo kemarin, dana efisiensi anggaran senilai Rp300 triliun akan dikelola oleh Badan Pengelola Investasi Danantara.
Menurutnya, dana tersebut bakal menyasar pembangunan 20 proyek-proyek nasional di berbagai lini sektor.
“Dana tersebut akan dialokasikan untuk dikelola oleh Danantara Indonesia diinvestasikan dalam 20 atau lebih proyek-proyek nasional sebagai bagian dari industri kita dan hilirisasi kita,” ujar Prabowo dalam forum tersebut.
Baca Juga
Prabowo telah meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) di Istana Merdeka, Senin (24/2/2025).
Peresmian tersebut ditandai saat Presiden Prabowo menandatangani Undang-undang No 1 Tahun 2025 tentang Perubahan ketiga atas UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Danantara.
“Selanjutnya, saya juga menandatangani Keputusan Presiden No 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara Indonesia," ujar Prabowo sambil meneken dasar hukum Danantara di Istana Merdeka, Senin (24/2/2025).
20 Proyek Prioritas
Adapun Prabowo mengungkapkan bahwa Danantara akan menggunakan uang kelolaan senilai US$20 miliar untuk pembiayaan 20 proyek strategis.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Roeslani menjelaskan bahwa total aset yang masuk ke Danantara mencapai US$900 miliar dolar, dengan US$20 miliar dolar di antaranya dialokasikan untuk investasi jangka panjang.
“Mungkin perlu saya luruskan, total aset BUMN yang masuk ke dalam Danantara ini adalah US$900 miliar dolar. Dari jumlah itu, US$20 miliar dolar akan kami gunakan untuk melakukan investasi bersama, yang nantinya akan dikelola oleh Pak Pandu untuk proyek-proyek di berbagai sektor,” ucapnya Istana Merdeka, Senin (24/2/2025).
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa proyek-proyek yang akan dikelola dan didanai oleh Danantara akan fokus pada sektor-sektor yang memiliki dampak jangka panjang, seperti hilirisasi, energi terbarukan (renewable energy), pangan, dan energi secara umum.
Dia pun menekankan aset sebesar US$900 miliar dolar tersebut merupakan gabungan dari seluruh BUMN yang ada di Indonesia, dan Danantara bertanggung jawab untuk mengelola serta memaksimalkan nilai dari aset-aset tersebut.
Dengan fokus pada sektor-sektor strategis yang berkelanjutan, kata Rosan, Danantara bertujuan untuk memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.
Rosan optimistis bahwa strategi ini akan mendatangkan dampak positif yang signifikan, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat dan ekonomi nasional.
"Proyek-proyek ini akan sangat baik untuk masa depan karena kami mengatakan investasi ini adalah investasi untuk masa depan. Ini adalah pegangan kami," jelas Rosan.
IKN Ngarep Kecipratan
Di sisi lain, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono berharap pembangunan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dapat menjadi salah satu sektor pembangunan yang terciprat manfaat dari pengoperasian BPI Danantara.
Basuki menjelaskan, dukungan pembiayaan itu diperlukan guna mendukung kelanjutan pembangunan infrastruktur IKN.
“Saya harapkan, saya dicuilkan sedikit [hasil investasinya] untuk IKN. Mudah-mudahan IKN juga kecipratan dari program Danantara. Itu harapannya,” tegasnya saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Senin (24/2/2025).
Dengan demikian, Basuki berharap hasil investasi Danantara tak hanya bakal difokuskan untuk mendukung pengembangan program dari sektor pangan, perumahan, hingga energi. Melainkan juga dirumuskan untuk dapat dikucurkan menyokong pembangunan mega proyek IKN.