Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbas Efisiensi, Prabowo Sebut PNS Gak Usah Ke Luar Negeri 5 Tahun!

Presiden Prabowo Subianto mengingatkan PNS agar tidak keluar negeri selama 5 tahun ke depan imbas efisiensi anggaran.
Presiden Prabowo Subianto membuak Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya pada Senin (10/2/2025). Dok Youtube Setpres RI
Presiden Prabowo Subianto membuak Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya pada Senin (10/2/2025). Dok Youtube Setpres RI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto menjelaskan bahwa efisiensi yang perlu difokuskan oleh pemerintah adalah memangkas biaya perjalanan dinas, terutama agenda-agenda yang bersifat seremonial dan studi banding.

Prabowo mengaku bahwa pemerintah ingin melakukan penghematan dan menjaga pengeluaran agar terjaga dalam kebutuhan yang memang mendesak. 

“Enggak usah ke luar negeri, 5 tahun enggak usah ke luar negeri kalau perlu. Yang perlu keluar negeri yang tugas. Tugas ke luar negeri tugas belajar boleh, tugas untuk atas nama negara boleh. Jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan. Kalau mau jalan-jalan pakai uang sendiri,” ujar Prabowo saat membuka dan meresmikan Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Jatim International Expo (JIExpo), Surabaya, Senin (10/2/2025).

Kendati demikian, Prabowo mengamini akan ada pihak yang menyoroti aksinya yang juga seringkali melakukan kunjungan kenegaraan. Mengingat dalam 100 hari kepemimpinannya, Prabowo telah mengunjungi 10 negara. 

Kepala Negara mengaku bahwa kunjungannya ke banyak negara lantaran diundang sebagai kepala negara dalam konferensi penting oleh negara-negara untuk mengamankan kepentingan bangsa.

Oleh sebab itu, dia meminta agar jajarannya di kabinet merah putih (KMP) bisa memangkas kegiatan-kegiatan ke luar negeri. Apalagi, jika hanya untuk mengikuti diskusi-diskusi saja.

“Cukup seminar cukup kajian-kajian cukup, apa itu FGD [forum group discussion]. Mau diskusi apa lagi? Itu tuh mengentaskan kemiskinan absolut bantu rakyat, yang lapar cari makan, sekolahnya rusak perbaiki, jalan yang rusak perbaiki,” tuturnya.

Dia pun menyoroti banyak sekali perizinan ke luar negeri untuk melakukan diskusi dan studi banding dengan alasan belajar yang dipaksakan sesuai dengan program pemerintah. Misalnya, pengentasan kemiskinan.

Presiden Ke-8 Ri itu pun mencontohkan ada pihak yang ingin studi banding untuk pengentasan kemiskinan ke Australia. Padahal, menurut Prabowo, Australia merupakan salah satu 10 negara terkaya di dunia yang tidak masuk akal untuk belajar dari sana. 

“Kok belajar ke Australia? Terus studi banding Belajar Pramuka. Ada apa belajar Pramuka? Grundel, habis itu [mereka] lobi-lobi wartawan, LSM suruh nyerang [saya],” pungkas Prabowo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper