Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Mohammad Hamsal

Guru Besar Ketangkasan Stratejik di DRM Binus Business School dan Pengurus Indonesia Strategic Management Society.

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Kemana Arah Pariwisata Hong Kong?

Pariwisata Hong Kong memiliki visi menjadi tujuan wisata unggulan kelas dunia. Aspirasi ini diturunkan menjadi misi yang menerapkan “tourism is everywhere”
Pesawat Airbus SE A350 yang dioperasikan oleh Cathay Pacific Airways Ltd. di landasan pacu di Bandara Internasional Hong Kong, Selasa, 3 September 2024./Bloomberg-Yik Yeung-man
Pesawat Airbus SE A350 yang dioperasikan oleh Cathay Pacific Airways Ltd. di landasan pacu di Bandara Internasional Hong Kong, Selasa, 3 September 2024./Bloomberg-Yik Yeung-man

Bisnis.com, JAKARTA — Tepat pukul 10.00 waktu Hong Kong, lima hari menjelang perayaan Imlek. Taksi yang membawa kami dari hotel, tiba di pelataran menurun “The Peak Tream” atau “Victoria Peak.”

Saat turun dari taksi menapakkan kaki di dekat lokasi, langit biru dan suhu udara 19 derajat Celcius disertai hembusan angin kencang membuat sekujur badan seperti kedinginan.

Di depan mata, kami disambut lautan pengunjung menyemut sedang antre menunggu giliran untuk membeli tiket masuk. Waktu menunggu hampir 1 jam terbayarkan, ketika tram secara perlahan menaiki bukit dan kami disuguhi dengan pemandangan spektakuler kota modern; termasuk laut, pelabuhan dan gedung-gedung pencakar langit.

Gerakan tram tidak terlalu cepat, sehingga penumpang dapat mengambil foto, video, atau sekadar memanjakan mata melihat pemandangan kota Hong Kong dari puncak.

Hong Kong adalah wilayah administrasi khusus dari negara China yang memiliki banyak destinasi wisata memesona, seperti Makau dan Hong Kong Disneyland. Mulai dari Victoria Peak hingga Avenue of Stars. Wilayah ini merupakan salah satu destinasi favorit pilihan pelancong di seluruh dunia.

Hong Kong menjadi pemikat utama bagi wisatawan mancanegara yang ingin berlibur ke kawasan Asia. Kota ini terkenal karena juga menjadi pusat keuangan dan perdagangan dunia. Berbagai perkembangan perekonomian dan teknologi yang pesat ada di Hong Kong.

Bukan hanya dikenal sebagai surga belanja bagi turis, Hong Kong juga menawarkan wisata alam, budaya, arsitektur, dan sejarah dengan daya tarik tersendiri.

Setelah perbatasan antara Hong Kong dan daratan China ditutup pada Januari 2020, jumlah pengunjung ke Hong Kong menurun drastis. Hal ini berdampak signifikan terhadap pertumbuhan beberapa sektor ekonomi utama di Hong Kong. Namun, sejak pembukaan kembali perbatasan pada Desember 2022, secara bertahap terjadi pemulihan kunjungan dari China Daratan ke Hong Kong.

Menurut Hong Kong Tourism Board, total kunjungan wisata pascapandemi ke Hong Kong dari China wilayah daratan dan seluruh dunia melonjak menjadi sekitar 34 juta pada akhir 2023, dibandingkan dengan hanya 0,6 juta sepanjang 2022. Setengah dari pengunjung menginap semalam dari rerata menginap selama 3,6 malam. 

Adapun pasar utama pariwisata Hong Kong adalah China daratan dan negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

VISI PARIWISATA

Cetak biru pariwisata Hong Kong (Blueprint 1.0) disusun pada 2017 yang menetapkan visi dan misi yang jelas bagi masa depan pengembangan pariwisata Hong Kong. Blueprint 1.0 ini terdiri dari 4 strategi pengembangan, 13 arah implementasi, dan 72 rencana aksi yang dibagi ke dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. 

Cetak biru perdana ini menunjukkan hasil nyata setelah Hong Kong meraih peringkat keempat secara global dalam hal total kedatangan wisatawan. Ini tidak hanya menunjukkan keunggulan kompetitif Hong Kong yang kokoh di pasar pariwisata dunia, namun juga sebagai landasan untuk melanjutkan perjalanan pariwisata ke depan. 

Pariwisata Hong Kong memiliki visi menjadi tujuan wisata unggulan kelas dunia. Aspirasi ini diturunkan menjadi misi yang menerapkan “tourism is everywhere”, dan lebih jauh lagi mendorong industri berbasis pariwisata yang sehat dan berkelanjutan. Hong Kong beranggapan bahwa pariwisata bisa dan ada di mana saja.

Dengan meneruskan tingkatan baru menuju inovasi berkelanjutan, Hong Kong akan memperkuat hubungan antarmasyarakat melalui promosi pariwisata. Memang Hong Kong sangat mengandalkan sektor pariwisata berbasis ekosistem untuk meningkatkan pembangunan ekonominya. 

Pada 2024, Hong Kong meluncurkan Blueprint 2.0 yang memuat rencana visioner lanjutan dan mengkonsolidasikan upaya perdagangan dan peran serta masyarakat dalam rangka memperbarui reputasi industri pariwisata Hong Kong. Cetak biru ini berfokus pada “Meraih Masa Kini dan Merencanakan Masa Depan.” 

Blueprint 2.0 terdiri dari empat strategi pengembangan, 16 arah implementasi, 59 rencana aksi, dan 133 indikator. Rincian strategi pariwisata Hong Kong adalah sebagai berikut. Pertama, memelihara dan mengembangkan produk pariwisata. Ini dimaksudkan untuk memelihara dan mengembangkan produk serta inisiatif pariwisata dengan karakteristik lokal dan internasional.

Kedua, pengunjung dari seluruh dunia berkumpul di Hong Kong.  Untuk mengembangkan portofolio pasar sumber pengunjung yang terdiversifikasi dengan fokus pada daya tarik kunjungan wisatawan semalam yang bernilai tambah tinggi.

Ketiga, perjalanan cerdas dan nyaman ke Hong Kong, guna mempromosikan pariwisata pintar. Terakhir, layanan berkualitas untuk pengunjung. Tujuannya meningkatkan standar layanan global dan dukungan industri pariwisata di semua lini, sekaligus menumbuhkan talenta.

Melancong di negeri berjuluk zamrud khatulistiwa selama seminggu, menyiratkan beberapa saran stratejik. Pertama, Hong Kong perlu meningkatkan pengalaman dan kualitas layanan digital.

Pelancong China daratan dan turis milenial mancanegara semakin terbiasa dengan omnichannel dalam pengalaman berbelanja. Pengecer Hong Kong yang berharap terus menarik bisnis dari pembeli China daratan, harus memikirkan kembali cara mereka berinteraksi dengan saluran digital dan peningkatan kualitas layanan.

Otoritas pariwisata dan para pengecer harus memikirkan pengembangan Hong Kong serta GBA. Konsep pendekatan holistik ini perlu diperluas hingga ke cara mereka mengatur dan mengelola bisnis pariwisata.

Daripada mendirikan unit bisnis yang sepenuhnya terpisah dan nirkomunikasi satu sama lain, Hong Kong perlu membangun ekosistem digital pariwisata yang terintegrasi, diarahkan untuk memahami serta melayani wisatawan secara komprehensif.

Keseriusan Hong Kong dan kesinambungan pembangunan industri pariwisatanya mulai dari menerbitkan dan mengimplementasikan Blueprint 1.0 yang merintis pengembangan pariwisata utama kelas dunia hingga lanjutan pengembangan dalam Blueprint 2.0, dapat dijadikan contoh bagi Indonesia.

Arah pembangunan industri pariwisata Hong Kong di masa depan sudah jelas, yaitu digitalisasi dan meraih peringkat yang lebih tinggi, paling tidak menjadi tiga besar tujuan wisata kelas dunia.

Belajar dari Hong Kong, strategi pengembangan pariwisata tidak perlu banyak dan tidak usah kompleks, tapi disertai dengan program implementasi serta rencana aksi yang konkret dengan indikator yang terukur. 

Keluar dari area Victoria Peak, kami disambut Sang Surya menyinari atas kepala dan semakin hangatnya cuaca kota Hong Kong. Tulisan ini ditutup dengan asa agar pariwisata Indonesia segera bangkit, berkelas dunia, dan suatu saat mendekati posisi Hong Kong.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper