Bisnis.com, JAKARTA - Dinas pemadam kebakaran Korea Selatan menduga bahwa peristiwa kecelakaan pesawat Jeju Air Boeing 737-800 kemungkinan terjadi karena pesawat bertabrakan dengan burung dan kondisi cuaca buruk.
Yonhap News Agency melaporkan, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi menyebut bahwa menara pengawas telah mengeluarkan peringatan tabrakan dengan burung kepada pesawat sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat dan memberikan izin kepada pilotnya untuk mendarat di area yang berbeda.
Pilot pesawat segera menyatakan mayday pada pukul 08.58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 09.00 pagi tetapi jatuh tiga menit kemudian pada pukul 09:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan terpasang.
“Saat mencoba mendarat di landasan pacu No.1, menara pengawas mengeluarkan peringatan tabrakan dengan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama kemudian,” kata pejabat tersebut.
Para pejabat mengatakan menara pengawas memberikan izin untuk mendarat di arah berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.
The Guardian melaporkan bahwa pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan mengatakan para pekerja telah mengambil perekam data penerbangan dari kotak hitam pesawat dan masih mencari alat perekam suara kokpit. Dia mengatakan penyidik pemerintah telah tiba di lokasi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran.
Baca Juga
Sementara itu, Korea JoongAng Daily melaporkan, pihak pemadam kebakaran mengonfirmasi kematian 151 penumpang yang menaiki Jeju Air Penerbangan 7C 2216, hingga pukul 04.49 sore waktu setempat, yang jatuh di Bandara Internasional Muan di Jeolla Selatan pada Minggu pagi (29/12/2024).
Selama pengarahan kedua yang diadakan sekitar pukul 02.30 siang, Lee Jin Cheol, Kepala Kantor Penerbangan Regional Busan, mengatakan hanya lima korban tewas yang berhasil diidentifikasi. Pihak pemadam kebakaran mencatat kesulitan dalam mengidentifikasi para korban.
Pesawat Boeing 737, yang berangkat dari Bangkok, Thailand, membawa 181 orang dengan rincian 175 penumpang dan enam awak. Pesawat terbakar dan mengalami kerusakan parah karena bertabrakan dengan pagar pembatas setelah meluncur di landasan dengan kecepatan tinggi. Tampaknya pesawat itu berusaha mendarat tanpa roda pendaratan yang tepat, menurut rekaman tersebut.
Lee mengatakan bahwa jenazah korban yang telah dikumpulkan saat ini disimpan di kamar mayat sementara di bandara. Jenazah mereka akan dibawa ke aula pemakaman di kemudian hari setelah mereka diidentifikasi.
Dua awak kabin, yang ditemukan hidup di bagian belakang pesawat telah dikirim ke rumah sakit.
Lee juga mengatakan Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api akan menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.