Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Kepresidenan Korea Selatan menggelar rapat darurat menyusul adanya kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 di jalur landasan Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024).
Melansir Yonhap News Agency, Kepala Staf Kepresidenan Korea Selatan Chung Jin-suk memimpin rapat pada pukul 11:30 pagi untuk memberikan tanggapan pemerintah atas kecelakaan tersebut, yang terjadi di Bandara Internasional Muan di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.
Selama pertemuan tersebut, pejabat senior membahas cara untuk menyelidiki secara menyeluruh penyebab kecelakaan dan mengoordinasikan upaya antar kementerian terkait untuk memobilisasi sumber daya, termasuk bantuan medis.
Kantor kepresidenan juga memutuskan untuk mempertahankan sistem tanggap darurat 24 jam. Hasil rapat selanjutnya disampaikan kepada Choi Sang Mok, Presiden Sementara Korea Selatan.
Kantor tersebut mengatakan pihaknya telah menyampaikan instruksi Choi kepada kementerian terkait dan mengusulkan agar diadakan pertemuan darurat di Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat yang diketuai oleh penjabat presiden.
Adapun Kantor Kepresidenan saat ini membantu Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang Mok, dalam mengelola urusan negara setelah pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol.
Baca Juga
Jeju Air 7C2216 dilaporkan tergelincir di jalur landasan Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). Pesawat yang terbang dari Bangkok, Thailand itu diketahui keluar jalur landasan dan meledak usai menabrak dinding di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat.
Insiden tersebut terjadi ketika penerbangan Jeju Air 7C2216, yang mengangkut 175 penumpang dan 6 orang kru sedang melakukan pendaratan.
Berdasarkan informasi terbaru, jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Jeju Air di Muan meningkat menjadi 124 orang, menurut badan pemadam kebakaran setempat. Sementara itu, 2 penumpang dikabarkan selamat dan tengah menjalani perawatan di rumah sakit.
Dalam catatan Bisnis, Jeju Air telah meminta maaf atas insiden yang terjadi akibat kerusakan pada roda ketika melakukan pendaratan.
Dikutip dari akun resmi Instagram @jejuair_official, Minggu (29/12/2024), pihak maskapai menyatakan akan bertanggung jawab melakukan evakuasi sekaligus memberikan bantuan penuh pada korban kecelakaan tersebut.
“Kami Jeju Airlines sedang dalam masalah di Bandara Muan. Kami menundukkan kepala dan meminta maaf kepada semua yang terkena dampak,” tulis manajemen Jeju Air dalam unggahan tersebut.
Jeju Air berkomitmen untuk mengupayakan penyelamatan terbaik dan saat ini maskapai tersebut beroperasi dengan sistem tanggap darurat militer.