Bisnis.com, JAKARTA - Belakangan muncul isu jika istri Bashar al-Assad, Asma al-Assad, meminta cerai karena tidak betah di Moscow.
Kabar ini disampaikan oleh media Turki yang turut mengamini jika Assad dan keluarganya kini bersembunyi di Rusia setelah rezimnya runtuh.
Dilansir dari Times of Israel, Kremlin pada hari Senin telah membantah laporan media Turki tentang kondisi runah tangga Assad tersebut.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menolak laporan media Turki yang menyatakan bahwa Assad telah dikurung di Moskow dan aset propertinya dibekukan.
Ketika ditanya melalui panggilan konferensi apakah laporan tersebut sesuai dengan kenyataan, Peskov berkata jika laporan tersebut tidak benar.
"Tidak, laporan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan," katanya.
Baca Juga
Sebelumnya, media Turki dan Arab melaporkan bahwa Asma al-Assad telah mengajukan gugatan cerai di Rusia, tempat keluarga Assad diberikan suaka bulan ini setelah pemberontak menguasai Damaskus menyusul serangan kilat.
Laporan mengatakan dia tidak senang dengan gaya hidup mereka yang berkurang dan ingin kembali ke Inggris, meskipun kecil kemungkinan dia akan diizinkan kembali.
Sebagai informasi, Asma al-Assad lahir di London pada tahun 1975 dan telah menghabiskan separuh hidupnya di Inggris, sementara orang tuanya masih tinggal di bagian barat ibu kota.
Dia kemudian lulus dari Universitas King's College London dengan gelar di bidang ilmu komputer dan sastra Prancis sebelum pindah ke bidang keuangan, bekerja di Deutsche Bank dan JP Morgan.
Di bidang pekerjaan inilah dia bertemu Bashar al-Assad pada akhir tahun 1990-an, dan pasangan itu menikah beberapa bulan setelah ia menggantikan ayahnya, Hafez, sebagai presiden Suriah pada bulan Juli 2000.
Gaya berpekaian Asma sering dipuji media Barat dan menjadi pusat perhatian masyarakat kelas atas.
Ia bahkan pernah menjamu selebriti seperti Brad Pitt dan Angelina Jolie sambil menikmati resepsi mewah di luar negeri. Majalah mode Vogue menjulukinya sebagai "Desert Rose."
Namun reputasinya hancur saat dia berdiri di sisi suaminya saat dia menindak protes antipemerintah yang meletus pada tahun 2011, yang berubah menjadi perang saudara skala penuh pada bulan Juni 2012.
Asetnya di Inggris dibekukan pada Maret 2012 di tengah meningkatnya protes terhadap pemerintahan suaminya, sebagai bagian dari program sanksi Eropa yang dipertahankan London setelah Brexit.
Ia tetap memiliki kewarganegaraan Inggris, tetapi menteri luar negeri David Lammy mengatakan pada hari Senin bahwa ia tidak lagi diterima di negara tersebut, yang menunjukkan ia mungkin akan segera kehilangan paspor Inggrisnya.